Jakarta (ANTARA News) - Salah satu hasil pertemuan G20 di Brazil bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang boleh mengakses fasilitas pendanaan darurat yang diluncurkan dana moneter internasional (IMF)."Kebutuhan pembiayaan ditengah krisis yang menjadi salah satu perhatian dalam pertemuan G20 di Brasil baik untuk pembiayaan untuk neraca atau pembayaran APBN," kata Anggito Abimanyu saat jumpa pers dengan wartawan di Jakarta, Senin.Dikatakan Anggito bahwa Lembaga Keuangan multilateral IMF (Imternasional Monetary Fund) kembali menjadi salah satu pilihan Indonesia dalam penyediaan fasilitas likuiditas untuk neraca pembayaran Indonesia pada situasi krisis global saat ini.Salah satu klausul kata Anggito yang diajukan pemerintah Indonesia dan dapat diterima dalam pertemuan G20 tersebut adalah agar ada fasilitas pembiayaan short term liquidity dan dana ini melalui IMF."Untuk kali ini short term diberikan tanpa ada kondisionalitas, jadi beda dengan bantuan likuiditas terdahulu itu," ujarnya.Dalam klausul hasil pertemuan G20 di Brasil dikatakan dalam mengatasi krisis, dimana ekspor pasti akan terganggu dan yang dikhawatirkan akan sangat mengganggu neraca pembayaran, maka diperlukan adanya bantuan pembiayaan untuk neraca pembayaran."Jadi dalam hasil pembicaraan di G20, bantuan likuiditas dari IMF ini bentuknya berbeda, yang mana sifat pencairannya cepat dan tanpa kondisionalitas, namun hanya untuk negara-negara dengan track record kebijakan ekonomi yang kuat. Indonesia masuk di dalamnya," jelasnyaTapi saat ini lanjut Anggito Indonesia masih belum membutuhkan bantuan tersebut karena cadangan devisa kita masih memadai, kita masih mampu membiayai impor dan utang luar negeriDan klausul yang kedua yang diajukan oleh Indonesia yang disepakati dalam pertemuan itu adalah mengenai pinjaman multilateral untuk pembiayaan APBN. "90 persen pembiayaan APBN dari obligasi negara, tahun depan kalau pemerintah tidak bisa jual bond karena pasar destruktif maka yang menyediakan pembiayaan ini adalah multilateral development banks seperti Bank Dunia," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008