Kota Gaza, (ANTARA News) - Pesawat tempur F-16 Israel meningkatkan serangan udara ke Kota Gaza dan Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, Senin malam, kata beberapa saksi mata kepada stasiun radio lokal seperti dikutip Xinhua.

Beberapa sumber media mengatakan lima warga Palestina meninggal dalam serangan udara pada Senin malam di permukiman Zeitoon di bagian selatan Jalur Gaza. Ia menambahkan 25 orang Palestina tewas dan 50 orang lagi cedera pada Senin.

Ash-Sha'b, stasiun radio Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina (PFLP), mengutip beberapa saksi mata mengatakan bahwa beberapa rudal udara-ke-darat menghantam permukiman itu. Mereka dapat melihat kobaran api dan gumpalan awan hitam berasal dari beberapa rumah yang menjadi sasaran.

Pada Senin malam, beberapa suara ledakan keras dapat terdengar jelas di bagian selatan, timur dan utara Kota Gaza, dan pesawat tanpa awak serta pesawat tempur Israel masih terbang di atas Kota Gaza.

Taher an-Noono, jurubicara pemerintah HAMAS di Jalur Gaza, Senin pagi, dalam pernyataan tertulis yang dikirim kepada wartawan melalui surat elektronik menyatakan "kami memberitahu rakyat kami bahwa kami sangat dekat dengan kemenangan dibandingkan dengan sebelumnya".

Beberapa sumber medis mengatakan 922 orang telah meninggal dan lebih dari 4.100 orang cedera, sekitar separuh di antara mereka adalah warga sipil. Semua pemimpin politik dan militer HAMAS tak pernah terlihat di tempat terbuka selama 17 hari di Jalur Gaza.

Perdana menteri terdepak HAMAS Ismail Haneya mengatakan dalam satu rekaman video pada Senin malam bahwa HAMAS bekerja di dua jalur paralel; pertama adalah perlawanan dan ketegaran, dan kedua ialah jalur politik guna menghadapi serbuan militer terhadap rakyat Palestina.

Pidato Haneya, yang kedua sejak Israel melancarkan serangan militer terhadap daerah kantung itu pada 27 Desember tahun lalu, disiarkan oleh stasiun televisi pro-HAMAS, Al-Aqsa.

Namun Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berkeras "Operasi Meraih Keunggulan akan mencapai sasarannya", sementara banyak roket tetap menghujani wilayah Israel.

Israel telah mengancam akan memukul HAMAS dengan "tangan besi" kalau gerakan pejuang Palestina di Jalur Gaza tersebut tak menghentikan serangan roket --yang "menjadi sasaran utama serangan militer Israel".

Haneya juga mengatakan darah anak-anak yang telah meninggal dalam konflik itu akan menjadi kutukan yang akan menghantui Presiden AS George W. Bush.

Bush terus-menerus telah menyalahkan HAMAS sebagai penyebab konflik itu, dan mengatakan kepada wartawan pada Senin bahwa meskipun ia ingin melihat "gencatan senjata yang bertahan lama", dan menyerahkan keputusan kepada HAMAS untuk memilih apakah akan mengakhiri serangan roketnya ke wilayah Israel.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009