Yang bisa ekspor adalah manggis yang baru merah sedikit agar ketika sampai di negara tujuan sudah benar-benar matang

Mataram (ANTARA) - PT Bintang Agro Sentosa Nusa Tenggara Barat menargetkan bisa mengekspor manggis ke China sebanyak 400 ton pada 2020 sesuai dengan potensi pasokan buah yang bisa diperoleh dari petani.

"Target mudahan-mudahan bisa 400 ton, asal pembeli ada," kata Kepala Bidang Operasional Bintang Agro Sentosa, Made Yoga Giri, ketika menerima kunjungan Kepala Dinas Perdagangan NTB, Putu Selly Andayani, di Lombok Barat, Rabu.

Ia menyebutkan pasokan manggis sebagian besar dari petani di Kecamatan Narmada, dan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Salah satunya dari Desa Sesaot, dengan luas lahan perkebunan manggis mencapai 3.000 hektare.

Baca juga: Mentan lepas ekspor Manggis Bali ke China

Pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para petani yang menjadi mitra tentang syarat manggis yang bisa diekspor, yakni tingkat kematangan masih sedang.

"Yang bisa ekspor adalah manggis yang baru merah sedikit agar ketika sampai di negara tujuan sudah benar-benar matang. Kalau warnanya sudah merah kehitaman tidak bisa karena dikhawatirkan mudah rusak ketika dikirim," ujar Made.

Perusahaan yang baru beberapa bulan beroperasi tersebut menyerap sebanyak 80 orang tenaga kerja lokal untuk kegiatan sortir manggis siap ekspor.

Made menyebutkan sebanyak 80 orang karyawannya bekerja secara bergiliran. Sebanyak 40 orang pada pagi hingga siang hari dan 40 orang lagi dari siang hingga sore hari.

Baca juga: NTB ekspor manggis dan kopi ke China serta Korsel

Mereka menyortir dan membersihkan manggis agar memenuhi syarat untuk diekspor.

"Ukuran manggis yang akan dieskpor sudah ada standarnya dan tidak boleh ada getah yang keluar. Makanya, dari 100 persen hasil panen, hanya 75 persen yang lolos sortir. Sisanya dijual ke pasar lokal," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Putu Selly Andayani mengatakan pada 2020 merupakan tahun pertama NTB mengirim manggis ke luar negeri, namun volumenya masih relatif sedikit.

"Mudah-mudahan ke depan volumenya terus bertambah karena baru 15 persen yang bisa terpenuhi," ujarnya.

Baca juga: Indonesia-China tandatangani protokol ekspor manggis Indonesia

Menurut dia, kualitas manggis yang diekspor masih menjadi perhatian karena faktanya dari 100 persen yang dipanen hanya 75 persen yang lolos sortir.

Ia berharap Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB bisa memberikan sentuhan kepada para petani agar lebih memahami cara memetik buah agar bisa memenuhi standar ekspor.

"Volume ekspornya bisa mencapai 400 ton. Tapi saat ini panen manggis belum banyak, diperkirakan pertengahan Januari baru banyak petani yang panen," kata Selly.

Baca juga: Eksportir manggis akui Thailand pesaing pasar di Tiongkok

Pewarta: Awaludin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020