Gorontalo (ANTARA News) - Provinsi Gorontalo diguncang gempa tektonik sebanyak tiga kali pada Senin (17/11) dini hari dan membuat warga panik berhamburan keluar rumah.Berdasarkan data dari BMG Gorontalo, gempa pertama yang pukul 01.02.32 Wita dengan kekuatan 7,7 Skala Richter (SR) mengguncang Gorontalo tepatnya di 1,41 derajat LU, 122,18 derajat BT, dengan kedalaman 10 km, dan pusat gempa berada di 138 km barat laut Gorontalo atau di Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara.Listrik sempat padam selama lima menit sedangkan sejumlah warga panik dan berlari ke luar rumah, sedangkan para pengunjung Hotel Paradise juga berhamburan dan dua orang pingsan karena shock.Gempa kedua terjadi pada pukul 01:45 WITA selang 43 menit setelah gempa pertama 7,7 SR yang berkekuatan 6 Skala Richter (SR) pada titik 1,45 derajat LU, 122,10 BT, dengan kedalaman 30 km.Pusat gempa susulan tersebut juga berada di wilayah Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara yang berjarak 147 km arah barat laut Gorontalo atau sekitar lima jam perjalanan darat dari Gorontalo.Kemudian gempa susulan ketiga dengan kekuatan 5,7 Skala Richter pada Senin dinihari pukul 02:20:30 WITA, pada 1,35 derajat LU, 121,76 derajat BT, dengan kedalaman 30 kilometer, dengan pusat gempa ketiga berada pada 109 kilometer timur laut wilayah Toli Toli, Sulawesi Tengah.Dari Tolinggula dilaporkan dua orang warga luka-luka, yakni warga desa Tolinggula Ulu, Uce, terluka parah terkena robohan bangunan, sedangkan satu warga lainnya luka ringan.Sementara gedung SMP Tolinggula Ulu ambruk dan tiga bangunan rumah warga roboh total akibat gempa yang terjadi di Gorontalo.Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban meninggal akibat gempa tersebut.Sejumlah kerusakan bangunan juga terjadi di Kota Gorontalo serta Kabupaten Pohuwato, namun belum ada data resmi mengenai jumlah bangunan yang rusak.Warga di sepuluh desa yang terdapat di Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) mengungsi akibat gempa tektonik dengan kekuatan 7,7 Skala Richter yang berpusat di wilayah tersebut dini hari tadi.Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumalata, Risan Demanto mengatakan ribuan warga yang mengungsi terdapat di desa Deme I, Deme II, Dulukapa, Wubudu, Bulontio Timur, Bulontio Barat, Kasia, Kikia, Buloila dan Buladu."Warga mengungsi ke bukit-bukit yang ada di sekitar rumah mereka sejak gempa pertama terjadi," ujarnya.Air laut di pantaI Utara yang sebelumnya naik selama beberapa menit sejak gempa pertama, kini sudah surut namun warga masih enggan kembali ke rumah masing-masing.Hal yang sama juga dilakukan oleh warga di Desa Windu dan Biawu, Kecamatan Tolinggula yang letaknya bersebelahan dengan Sumalata.Di dua desa tersebut air sungai naik hingga ke jalan raya dan merendam sejumlah pekarangan rumah warga, akibat tekanan dari naiknya permukaan air laut.Sementara itu, ratusan warga Kelurahan Leato Selatan, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo yang berada di pesisir pantai Selatan mengungsi ke kantor Sekretariat Tsunami Drill.Sekretariat Tsunami Drill Provinsi Gorontalo yang berada di perbukitan tersebut dipenuhi warga sejak gempa pertama berkekuatan 7,7 Skala Richter mengguncang wilayah tersebut pukul 01.02 WITA."Kami ada di pengungsian sejak pukul satu dini hari, karena khawatir bisa terjadi Tsunami," kata Aisyah, salah seorang pengungsi, Senin.Berdasarkan pantauan, pengungsi yang sebagian besar terdiri dari orang lanjut usia dan anak-anak tersebut satu per satu mulai meninggalkan lokasi pengungsian pada pukul 06.00 WITA.Sebagian warga kembali ke rumahnya masing-masing setelah memperoleh informasi dari televisi mengenai berakhirnya potensi Tsunami di wilayah itu.Meski demikian, puluhan warga masih enggan meninggalkan lokasi pengungsian, karena khawatir akan adanya gempa susulan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008