Padang (ANTARA News) - Pemerintah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengharapkan pemerintah pusat mempercepat program produksi minyak biodiesel berbahan kelapa sawit sebagai solusi jangka menengah mengatasi dampak krisis ekonomi global terhadap komoditi sawit nasional. Sumbar sebagai salah satu sentra nasional kelapa sawit sangat berharap dengan percepatan program biodiesel sebagai energi alternatif selain bahan bakar minyak, kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi di Padang, Minggu. Menurut dia, jika program biodiesel dilakukan maka produksi minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) dapat ditampung di dalam negeri dan tidak lagi hanya mengandalkan ekspor yang rawan terhadap krisis ekonomi global. Memproduksi biodiesel akan menjadi solusi jangka menegah dan panjang terhadap pemecahanan masalah yang dihadapi sektor kelapa sawit jika terjadi krisis ekonomi global, tambahnya. Selain dengan program itu, solusi mengatasi krisis ekonomi global juga dapat dilakukan dengan membangun industri hilir CPO dengan anggaran disesuaikan kondisi keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah, kata gubernur. Pembangunan industri hilir juga dapat dilakukan dengan melibatkan para investor untuk membangun pabrik minyak goreng di daerah, tambahnya. Sementara itu, untuk menyikapi krisis ekonomi global pada sektor kelapa sawit dalam jangka pendek, menurut dia, dapat dengan memfasilitasi petani untuk bermitra dengan perkebunan besar swasta (PBS) dan perkebunan besar swasta nasional (PBSN). Fasilitasi ini dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten di wilayah PBS/PBSN beroperasi atau membuka lahan perkebunannya, tambahnya. Ia menyebutkan, dengan fasilitasi ini diharapkan harga tanda buah segar (TBS) sawit produksi petani swadana murni akan sebanding dengan TBS produksi petani plasma. Upaya lain, tambahnya, melakukan revitalisasi kelembagaan petani sawit sehingga menjadi kuat dan mandiri. Revitalisasi ini akan dilakukan Pemprov Sumbar pada tahun 2009 dengan dana telah dianggarakan sebesar Rp140 juta pada APBD Sumbar tahun tersebut, kata gubernur.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008