Makassar (ANTARA News) - Marwah Daud Ibrahim siap menerima sanksi dari Partai Golkar apabila partai berlambang beringin tersebut keberatan dengan keikutsertaannya berlaga dipemilihan presiden 2009 mendatang.

Hal tersebut dikatakannya di Makassar, Minggu, terkait keinginannya maju sebagai calon presiden melalui konvensi Dewan Integrasi Bangsa (DIB), suatu gerakan yang dibentuk oleh tujuh organisasi kepemudaan dan satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) awal Agustus lalu.

"Saya belum mengajukan izin ke Golkar. Nanti setelah resmi baru saya minta izin. Tetapi kalau saya dapat sanksi, saya siap," ujarnya usai mensosialisasikan visi gerakan Nusantara Jaya 2045 di depan sejumlah elemen masyarakat Makassar.

Selain Marwah, ada lima capres lainnya yang akan diikutkan dalam konvensi DIB yang berlangsung 9 Desember 2008-9 Februari 2009. Mereka adalah Wiranto, Prabowo, Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais dan Hidayat Nurwahid.

Masuknya nama lima tokoh itu karena Marwah merasa program mereka tidak jauh berbeda dengan program yang ia tawarkan. Ia mengakui pihaknya telah melakukan komunikasi dengan sejumlah orang dekat lima tokoh nasional tersebut.

Menurutnya, jika mengikuti aturan UU Pilpres, capres yang muncul kemungkinan hanya maksimal dua orang yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Sukarnoputri. Karena hanya dua tokoh itu yang memiliki dukungan besar, sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang tersebut.

Oleh karena itu, lanjutnya, DIB akan mengupayakan menyerap aspirasi rakyat dari semua wilayah di Indonesia, sehingga diharapkan muncul nama-nama baru yang juga siap maju dalam pemilihan itu.

"Masuknya nama Hidayat berdasar usulan dari rakyat yang berada di Pulau Sumatera," katanya.

DIB, kata Marwah, menargetkan maksimal empat calon yang direkomendasikan setelah konvensi, bisa ikut dalam pilpres mendatang. Konvensi itu mengharapkan pemimpin yang "concern" pada masa depan bangsa Indonesia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008