Kiev (ANTARA) - Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines (UIA) jatuh di Iran pada Rabu dan menewaskan seluruh 176 orang di dalamnya, demikian disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan stasiun TV pemerintah Iran.
Kecelakaan itu merupakan peristiwa nahas pertama bagi UIA yang berbasis di Kiev.
Belum diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat, meski Kantor Berita Fars Iran merujuk pada masalah teknis tertentu.
Didirikan pada 1992 pasca runtuhnya Uni Soviet, pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh UIA, yang berbasis di bandara Boryspil Kiev, mengalami masalah teknis dalam penerbangan selama beberapa tahun tetapi tidak pernah jatuh.
Melalui situs UIA pihaknya mengaku telah mengantongi IOSA - sertifikat Audit Keselamatan Operasional IATA - yang berarti standar keselamatan dan operasionalnya secara komprehensif sejalan dengan persyaratan internasional.
Maskapai tersebut, yang melayani penerbangan domestik dan internasional, memilik armada yang terdiri atas 42 pesawat dan berbagai pesawat Boeing termasuk jenis 737-800 dan 737-900. Pihaknya juga mengoperasikan pesawat Embraer.
Kesulitan finansial memaksa pihaknya memangkas jaringan rute tahun lalu.
UIA sedang dalam proses upaya modernisasi armada miliknya dan telah memesan tiga pesawat Boeing 737 MAX, yang belum dikirim lantaran masalah keamanan yang berkelanjutan atas proyek MAX.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pesawat Boeing 737 Ukraina jatuh di Iran, 170 penumpang tewas
Baca juga: Kremlin: Roket pemberontak tidak tembak jatuh MH17 di atas Ukraina
Baca juga: Ukraina larang penerbangan Rusia lintasi wilayah udaranya
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020