Washington DC, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pertemuan pemimpin negara anggota G-20 yang berlangsung di Washington Sabtu belum akan menyelesaikan persoalan krisis keuangan yang sedang melanda dunia.
"Pertemuan puncak G-20 ini dirancang bukan untuk menyelesaikan semua hal. Mungkin perlu satu atau dua pertemuan puncak bisa memikirkan semuanya dan menyelesaikan persoalannya yang dihadapi dunia saat ini," kata Presiden dalam jumpa pers dengan media massa dari Indonesia di Hotel Ritz Carlton Washington DC, Sabtu.
Meski begitu, lanjut Presiden, pertemuan puncak G-20 ini sangat diperlukan untuk mencari jalan bersama dan mengintegrasikan langkah-langkah mengatasi krisis keuangan yang telah tiap-tiap negara.
"Upaya regional dan global tetap penting untuk mencari jalan keluar terhadap krisis keuangan yang terjadi," katanya.
Presiden juga mengatakan jangan berharap banyak terhadap kesepakatan dunia dalam mengatasi krisis ini. Namun, lanjutnya, pertemuan G-20 memberikan kepastian mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan.
"Komitmen dari para pemimpin yang ada dalam forum G-20 cukup kuat untuk bersama-sama dikelola. Semua juga menyatakan kesanggupan untuk melakukan apa yang harus dilakukan segera. Saya menilai pertemuan puncak ini memiliki manfaat yang yang riil untuk satu kerjasama global mengatasi masalah ini," katanya.
Mengenai usulan Indonesia untuk pembentukan Global Expenditure Support Fund, menurut Presiden hal itu bisa diterima oleh para peserta dan dimasukkan dalam poin-poin pada deklarasi yang dikeluarkan.
"Mengenai mekanismenya seperti apa, kita terus matangkan pelaksanaannya, dan berapa banyak. Jadi tidak perlu menunggu pertemuan puncak berikutnya untuk lembaga multilateral menghimpun dana dari negara-negara tertentu yang mengalami surplus," katanya.
Presiden juga mengusulkan agar dibentuk sebuah paket stimulus global untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi dunia tidak terus merosot.
"Mengenai stimulus untuk menjaga pertumbuhan, Indonesia berpendapat tidak bisa diberikan sendiri-sendiri karena berbedanya kemampuan keuangan masing-masing negara. Perlu ada satu `global stimulus package` untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan ini jadi kepedulian dunia dan banyak pemimpin yang setuju dengan hal ini," katanya.
Mengenai upaya mengatasi dampak krisis yang terjadi di tanah air, Presiden menilai yang paling efektif adalah dengan menggunakan kekuatan atau kemampuan sendiri.
"Menggunakan kemampuan domestik, menggunakan 'resources' kita sendiri, sumber dana sendiri. Sumber daya kita masih besar misalnya cadangan devisa," kata Presiden.
Hadir dalam jumpa pers itu, Menlu Hassan Wirajuda, Mendag Mari Pangestu, Mensesneg Hatta Rajasa, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita dan Ketua Komisi I Theo L Sambuaga. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008