Jakarta, (ANTARA News) - Tidak mudah bagi seorang Kartini Sjahrir untuk berdiri di depan ratusan pengurus partainya dan menyampaikan pidato dalam rangka sosialisasi Partai Pejuangan Indonesia Baru (PIB) sebagai peserta pemilu 2009 dengan nomor urut 10, pada Senin lalu (10/11).
Penyebabnya, hari itu Kartini tidak lagi didampingi suaminya yang juga pendiri PIB, Dr. Sjahrir. Sjahrir meninggal pada 28 Juli 2008 di Singapura, saat masih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
"Pak Sjahrir telah tiada, tetapi hidup harus terus berjalan, cita-cita harus diwujudkan," kata Ketua Umum Partai PIB ini.
Bagi Kartini, meski sosok pendiri dan mantan ketua umum partai ini telah tiada, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berkeadilan, demokratis, dan majemuk harus tercapai.
Dr Sjahrir sangat mendukung kemajemukan di Indonesia. Dukungan ini yang mendorongnya untuk mengajak para sahabatnya keluar dari "zona nyaman" dan mendirikan partai pada 2002 yang memiliki tujuan melakukan perbaikan ke arah ekonomi yang lebih baik, berkeadilan dan demokratis.
Saat itu nama partai tersebut adalah Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Sebagai partai yang baru berdiri, Partai PIB mampu menembus seleksi sebagai peserta pemilu 2004.
Pada pemilu 2004, Partai PIB hanya memperoleh sekitar 1,9 persen suara. Partai PIB lebih mengutamakan untuk menempatkan wakilnya di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota daripada menempatkan wakilnya di DPR.
Alasannya, Partai PIB ingin memulai kerjanya dengan membangun masyarakat Indonesia di daerah. Berulang kali Kartini Sjahrir mengingatkan wakil partainya di DPRD untuk membaca dan mempelajari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ia menilai APBD merupakan salah satu kunci pembangunan di daerah. APBD yang tidak memihak pada rakyat harus diubah.
Ia mengatakan setidaknya terdapat 200 APBD yang timpang. Ini terbukti dari jumlah dana rutin yang lebih besar dibandingkan dengan dana pembangunan. Padahal, seharusnya dana pembangunan lebih besar.
"Oleh karena itu bagi anggota DPRD terpilih, wajib untuk memperjuangkan APBD yang berpihak dan berkeadilan bagi rakyat," katanya.
Usaha untuk memperjuangkan APBD yang berpihak pada rakyat ini akan terus berlanjut. Setelah kurang lebih empat tahun bergumul di daerah, Partai Perhimpunan Indonesia Baru menilai sudah saatnya bergerak ke permukaan dan mempresentasikan aspirasi masyarakat Indonesia di tingkat pusat.
Untuk dapat kembali mengikuti pemilu 2009, Partai Perhimpunan Indonesia Baru mengganti namanya menjadi Partai Perjuangan Indonesia Baru. Setelah lolos verifikasi administrasi dan faktual yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai PIB resmi menjadi peserta pemilu dengan nomor urut 10.
Meski telah berganti nama, tujuan yang ingin dicapai masih tetap sama yakni menghentikan segera kemerosotan ekonomi dan politik bangsa Indonesia.
Dengan konsistensi membangun masyarakat Partai PIB optimis mampu meningkatkan dukungan dan memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang-kurangnya 2,5 persen dari jumlah suara sah secara nasional.
Dalam rapat pimpinan naional (Rapimnas) partai yang digelar pada Agustus 2008, Kartini menjelaskan partainya telah memiliki sejumlah strategi yang diatur untuk memperoleh dukungan masyarakat.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut diantaranya adalah melakukan pendekatan langsung pada pemilih. Selain itu berkerja sama dengan lembaga sosial masyarakat membangun jaringan untuk meningkatkan perolehan hasil suara di beberapa daerah.
Capres
Dalam pidatonya pada saat acara sosialisasi Partai PIB dan peringatan Hari Pahlawan 10 November, Kartini Sjahrir mengungkapkan poin-poin yang menjadi fokus perjuangan partai. Pertama adalah memperjuangkan persatuan dan kesatuan di Indonesia.
Ia mengajak seluruh kadernya untuk tetap memperjuangkan kepentingan golongan minoritas, baik minoritas agama, ras, dan gender.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak suku bangsa, ras, agama, dan golongan. Perbedaan ini harus dipelihara sebagai satu kesatuan dan diperjuangkan keutuhannya.
Kartini mengatakan tidak mudah untuk mengelola persatuan dan kesatuan dari sebuah negara yang begitu ?berwarna? seperti Indonesia. Dibutuhkan suatu kemauan, kerendahan hati, keinginan mendengar dan membuat keputusan yang tidak selalu menyenangkan bagi semua pihak.
Poin kedua, adalah berjuang melawan pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM. Kartini mengungkapkan Partai PIB sangat memperhatikan perlindungan HAM dan menentang keras pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Poin ketiga adalah pemberantasan korupsi. Usia reformasi di Indonesia telah mencapai satu dasawarsa. Upaya pemerintah untuk melakukan perbaikan di sejumlah sektor yakni perekonomian dan hukum patut mendapat apresiasi.
"Upaya pemerintah untuk memberantas korupsi ini harus diberi nilai positif. Pemberantasan korupsi ini memeberikan nilai penting bagi kehidupan masyarakat yang demokratis," katanya.
Ia meyakini bahwa sumber masalah yang menyebabkan tidak meratanya pendapatan masyarakat Indonesia adalah korupsi. Jika korupsi berhasil diberantas maka akan tercipta pemerataan pendapatan bagi semua golongan dan kesejahteraan ekonomi bagi semua kalangan.
Dengan demikian terwujudlah keadilan sosial dan ekonomi itu. Pemerataan ini akan menjadi modal untuk terwujudnya persatuan dan kesatuan di Indonesia yang majemuk. Sikap-sikap anti-pluralisme, eksklusifitas suku bangsa, dan tindakan separatisme bisa diredam dengan seksama.
Kartini mengatakan ketiga poin perjuangan partai tersebut di atas juga menjadi landasan kriteria bagi PIB untuk menentukan calon presiden 2009.
Lebih lanjut ia menegaskan terdapat tiga kriteria untuk menetapkan calon presiden. "Pertama yaitu tidak terlibat dalam tindak pidana korupsi, kedua tidak terkait dalam pelanggaran HAM, dan ketiga bersedia dan mau menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pluralistik," katanya.
Berdasarkan tiga kriteria tersebut, Kartini mengumumkan seluruh jajaran pengurus partainya mendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden 2009. Kartini menilai Yudhoyono adalah sosok yang tepat untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan.
"Kepada capres yang kita dukung ini, kita minta untuk lebih menyuarakan kepentingan rakyat," katanya.
Namun Kartini meminta kepada seluruh pengurus maupun wakil partai di daerah untuk tidak berhenti secara aktif dan konstruktif memberikan masukan pada pemerintahan Yudhoyono.
"Bukan berarti kita membabi buta untuk mendukung. Kita wajib mengatakan yang benar, bukan terus menerus menjadi corong," katanya.
Ia meyakini dengan kerja keras, Partai PIB bersama dengan rakyat mampu menghentikan segera kemerosotan ekonomi dan politik bangsa ini.
Organisasi
Nomor Urut Peserta Pemilu 2009: 10
Kepengurusan
Ketua Umum : Nurmala Kartini Sjahrir
Sekretaris Jenderal: Alex Messakh
Kantor DPP
Alamat : Jalan Cik Ditiro 31, Jakarta Pusat 10310
Telp : 021-3107058
Fax : 021-3145584
Laman resmi : partai-pib.or.id
Visi dan Misi
Partai Perjuangan Indonesia Baru adalah partai yang berjuang untuk mewujudkan Indonesia Baru, yaitu Indonesia yang berkeadilan, demokratis dan majemuk.
Berkeadilan, berarti Negara harus menjamin:
1. Lapangan kerja, agar masyarakat memiliki pendapatan untuk dapat hidup layak, sehat dan berpendidikan.
2. Perpajakan yang sehat, agar pembangunan dapat dilaksanakan merata dan dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
3. Pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran dan cepat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
4. Pemberantasan kemiskinan absolut dengan sesegera mungkin.
Demokratis, berarti:
1. Jaminan penuh bagi perlindungan dan pelaksanaan Hak-hak Asasi Manusia dalam suatu masyarakat majemuk.
2. Kesamaan kedudukan semua orang didepan hukum.
3.Partisipasi aktif masyarakat didalam pembuatan kebijakan negara.
4.Pengawasan yang terbuka oleh masyarakat terhadap pemerintah parlemen dan lembaga peradilan.
Majemuk, berarti:
1. Negara menjamin keragaman budaya dan ekspresi bebas setiap kebudayaan.
2. Negara menjamin kehidupan golongan minoritas dan tidak menjalankan diskriminasi dalam segala bentuk.
3.Negara menjaga kerukunan dan menjamin kebebasan beragama dan keyakinan hidup setiap orang.
(*)
Oleh Oleh Heppy Ratna Sari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008