Denpasar, (ANTARA News) - Seniman Adrianus Wilhelmus Smit, pria kelahiran Belanda ia 93 tahun lalu, masih beraktifitas di tas kanvas di perkampungan seniman Ubud."Dalam kesehariannya masih tetap melukis meskipun tidak se-enerjik masih muda," kata Pemilik Museum Neka di Ubud, Pande wayan Suteja Neka Minggu.Menurut dia, karya-karya Arie Smit mempunyai ciri khas yakni perpaduan warna-warna cerah yang harmonis yang disebut "Young Artist".Seniman asing yang telah menetap di Bali sejak tahun 1963 atau 45 tahun silam, ketika masih enerjik mempunyai semangat juang yang tinggi untuk mengajarkan masyarakat Desa Penestan, Ubud, Gianyar berkreativitas di atas kanvas maupun menciptakan karya seni dalam bentuk patung.Arie Smit yang pernah belajar melukis di Akademy of Art, Rotterdam, Belanda tahun 1938 tanpa putus asa "mencetak" seniman Bali, khususnya Ubud dalam menghasilkan karya seni tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi dan budaya Bali.Dalam aktivitas kesehariannya sosok seniman yang pernah mendapat anugrah mendapat anugrah "Lempad Prize" itu dikenal sebagai pelukis memuja "alam lewat warna", yang dimanifestasikan dengan kemurnian jiwa seorang penjelajah.Karya-karya seni hasil ciptaan Arie Smit menjadi koleksi beberapa museum di dalam dan luar negeri.Museum Neka memiliki salah satu ruangan yang khusus mengoleksi 60 karya Arie Smit, bagian dari koleksi seluruhnya 312 lukisan, disamping hampir 250 koleksi keris pusaka.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008