Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W Bush mengkhawatirkan kebijakan yang diambil beberapa negara yang bersifat memproteksi perekonomiannya dalam mengatasi dampak krisis keuangan. "Satu hal yang membahayakan selama krisis seperti ini adalah mulai munculnya penerapan kebijakan yang protektif," kata Presiden Bush saat memberikan sambutan singkat pembukaan pertemuan tingkat pemimpin negara G-20 di gedung Museum Nasional Washington DC, Sabtu. Bush mengatakan krisis keuangan memang belum akan berakhir sehingga masih diperlukan banyak kebijakan bersama yang harus dikeluarkan. "Diskusi sudah dilakukan dengan baik semalam, dan akan kita lanjutkan Sabtu ini," katanya. Bush mengatakan, dirinya senang dengan beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan dunia untuk mengatasi krisis keuangan ini. "Saya gembira atas kemajuan pembicaraan yang dilakukan untuk memastikan krisis keuangan ini tidak terjadi lagi," katanya. Bush juga menyatakan kegembiraannya karena para pemimpin negara telah menegaskan lagi dukungan terhadap prinsip pasar terbuka dan perdagangan bebas. Pertemuan tingkat pemimpin negara G-20 ini baru untuk pertama kalinya dilakukan, karena sebelumnya forum G-20 hanya dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G-20. Pertemuan ini, juga merupakan prakarsa dari Presiden Bush, untuk bersama-sama mencari solusi dalam mengatasi krisis keuangan global yang telah meluas dan berd ampak ke semua negara di dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan itu akan duduk di nomor tiga sebelah kanan Presiden Bush. Sementara untuk urutan penyampaian pidato akan berdasarkan posisi duduk arah jarum jam, sehingga Presiden Yudhoyono akan berpidato setelah Presiden Brasil Lula da Silva dan Presiden China Hu Jintao. Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono akan menyampaikan tiga poin untuk mengatasi dampak krisis keuangan global ini, yaitu menjaga sektor riil, memulihkan kepercayaan pasar dan mereformasi sistem atau arsitektur keuangan dunia. Presiden Yudhoyono dalam pertemuan itu didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu dan staf khusus Menkeu M Chatib Basri. Sementara pemimpin negara lain yang hadir adalah Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Presiden Brasil Lula da Silva, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, Presiden China Hu Jintao, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri India Mahmohan Singh. Selain itu juga hadir Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, Perdana Menteri Jepang Taro Aso, Presiden Meksiko Felipe Calderon, Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, Presiden Rusia Dmitry Anatolyevich Medvedev, Raja Abdullah dari Saudi Arabia, Presiden Afrika Selatan Kgalema Motlanthe, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, Presiden Uni Eropa Jose Manuael Barroso, dan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero. Juga terlihat dalam pertemuan itu Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, Direktur IMF Dominique Strauss -Kahn dan Chairman The Financial Stability Forum Mario Draghi. G-20 atau Grup 20 negara-negara industri adalah kumpulan dari 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. G-20 dibentuk pada 1999 sebagai forum baru untuk kerja sama dan konsultasi atas masalah yang menyangkut sistem keuangan internasional.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008