Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah perlu segera mengeluarkan kebijakan "blanket guarantee" untuk menjamin 100 persen dana nasabah yang ada di perbankan guna menciptakan stabilitas keuangan dalam negeri dan memberi suntikan finansial untuk melindungi sektor rill terutama industri padat karya. "Yang penting jaga stabilitas keuangan dalam negeri, khususnya perbankan," kata Chairman Grup Lippo Mochtar Riady pada seminar "Reinventing Indonesia: The Challange of Indonesia Economy and Business Leaders 2009" di Jakarta, Sabtu. Pemerintah sebaiknya mengambil langkah sama seperti yang diambil negara lain untuk menjaga stabilitas keuangan dengan memberikan "blanket guarantee" kepada nasabah perbankan karena kebijakan itu menenangkan para pemilik simpanan bank dalam negeri. "Di Singapura sudah ada `blanket guarantee`, Indonesia hanya memberi jaminan Rp2 miliar. Uang akan lari ke Singapura," ujar dia. Hampir semua negara tidak dapat lari dari tsunami krisis keuangan Amerika Serikat termasuk juga Cina, ujar dia. Ribuan pabrik di negara tirai bambu telah ditutup, termasuk sejumlah perusahaan di sektor properti dan industri yang selama ini justru menjadi motor penggerak perekonomian Cina. Saat sektor properti mengalami perlambatan, pabrik baja di negara itu langsung berhenti berproduksi sehingga konsumsi batu bara di negeri itu turun. Hal tersebut berdampak langsung pada ekspor batubara Indonesia. Menurut Mochtar, ekspor batubara Indonesia dulu hanya 40 juta ton per tahun, tapi sekarang mencapai 200 juta ton per tahun. "Ini jelas berdampak besar pada Indonesia. Untuk yang satu ini pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena ini komoditas, tapi kalau industri padat karya pemerintah bisa membantu dari sisi finansial," tuturnya. Kenaikan harga batubara terjadi saat permintaan komoditas pertambangan itu meningkat. Harga batubara yang sebelumnya hanya 60 AS dolar per ton telah naik 200 persen lebih menjadi 200 AS dolar per ton, demikian Mochtar. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008