Washington (ANTARA News) - Lubang hitam yang ditemukan di pusat berbagai galaksi di sekitar kosmos tampaknya lebih dahulu muncul ketimbang galaksi, kata para ilmuwan.
Temuan ini tentu saja menguak teka-teki yang sejak lama menghantui para astronom.
"Tampaknya lubang hitam datang lebih dulu. Bukti itu menumpuk," kata Chris Carilli dari Observatorium Astronomi Radio Nasional AS kepada AFP.
Carilli menguraikan riset yang dilakukan sebuah tim astronom internasional pada pertemuan Maasyarakat Astronomi Amerika di Long Beach, California.
Sejak lama para ilmuwan mayakini adanya keterkaitan antara galaksi dan lubang hitam, namun mereka terjebak dalam pertanyaan klasik mengenai mana yang lebih dahulu muncul, "ayam atau telur?".
Para peneliti terutama sekali tertarik pada hubungan antara massa lubang hitam dan "tonjolan" bintang dan gas di berbagai galaksi, kata Dominik Riechers dari Institut Teknologi California.
"Lubang hitam dan dan tonjolan tersebut saling mempengaruhi pertumbuhan masing-masing dalam hubungan interaktif," ujar Riechers.
"Pertanyaan besarnya adalah apakah lubang hitam muncul lebih dahulu ketimbang galaksi atau sebaliknya, atau apakah mereka tumbuh bersama, dengan mempertahankan rasio massa mereka sepanjang proses keseluruhan mereka."
Penelitian itu tampaknya telah memecahkan misteri tersebut, dengan menggunakan teleskop radio Verry Large Array (VLA) milik Yayasan Sains Nasional AS dan teleskop milimeter paling sensitif Plateau de Bure di Prancis untuk mengintip sejarah jagad raya ke masa 13,7 miliar tahun silam.
"Kami akhirnya mampu mengukur massa lubang hitam dan tonjolan pada beberapa galaksi ketika mereka pada miliaran tahun pertama setelah Ledakan Besar, dan bukti itu menegaskan bahwa rasio tetap yang tampak didekatnya itu boleh jadi bukan rasio awal jagad raya," kata Fabian Walter dari Institut Radioastronomi Max-Planck di Jerman.
"Lubang hitam pada galaksi-galaksi muda ini jauh lebih padat dibandingkan dengan tonjolan-tonjolan yang tampak di sekitar alam semesta," katanya. "Implikasinya adalah lubang hitam muncul lebih dahaulu."
"Untuk memahami bagaimana alam semesta tumbuh seperti sekarang ini, kita harus mengerti bagaimana bintang-bintang pertama lahir dan berbagai galaksi terbentuk ketika jagad raya masih berusia muda," tutur Carrili.
"Dengan berbagai observatorium baru kita akan memperoleh dalam beberapa tahun mendatang, kita akan berkesempatan untuk mempelajari rincian penting dari era ketika alam semesta masih berusia sangat muda, dibandingkan dengan masa dewasa sekarang ini." (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009