Medan (ANTARA News) - Tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia diharapkan dapat menunjukkan "tajinya" (kemampuannya) dan sekaligus meraih juara di Grand Royal Challenge 2008 yang digelar di Stadion Youth Training Center, Yangon. "Timnas yang ditangani pelatih Benny Dollo agar dapat mengalahkan tim dari negara-negara lainnya yang ikut meramaikan event bergengsi itu," kata mantan pelatih PSMS, Suryanto Herman di Medan, Jumat. Sebelumnya, Indonesia berhasil menghajar Bangladesh 2-0 dalam babak penyisihan grup A Grand Royald Chalenge, Myamar 2008 di Stadion Youth Training Centre, Yangon, Kamis, (13/11). Gol pertama bagi kemenangan timnas yang bermain penuh semangat itu, dicetak oleh Firman Utina di menit ke-10 dan TA Musafri menambah gol kedua di menit ke-45. Suryanto mengatakan, dengan prestasi yang diraih timnas tersebut, akan semakin memudahkan tim "merah putih" mengikuti kejuaraan Piala AFF 2008 (dulunya bernama Piala Tiger) yang digelar Desember mendatang. Sebab, katanya, kejuaraan sepakbola yang diadakan di Myanmar itu adalah merupakan ajang "pemanasan" bagi timnas. Event yang diikuti itu untuk mengukur kemampuan pemain Indonesia. Dengan berhasilnya nantinya Indonesia menjuarai atau menggondol "Grand Royal Chalenge", maka dapat dipastikan bahwa timnas itu mengalami kemajuan. "Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan bagi Indonesia, juga merupakan awal dari kebangkitan persepakbolaan di tanah air yang selama ini merosot," katanya. Lebih jauh, ia menjelaskan, pada event Piala AFF 2008 tersebut, Indonesia juga akan berhadapan dengan tim sepakbola dari negara-negara Asia Tenggara seperti Korea dan Jepang. Kedua tim dari negara itu selama ini merupakan saingan berat bagi Indonesia dan sulit untuk dikalahkan. Untuk itu, katanya, Indonesia perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi tim tangguh dari negeri "ginseng" dan negara "matahari terbit". "Indonesia harus mampu mengalahkan kedua negara itu.Tunjukkan bahwa timnas mampu berbuat yang terbaik untuk rakyat Indonesia, " kata Suryanto yang mantan pelatih PSMS di era 1997-2002 itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008