Manajer Manchester City Pep Guardiola dan manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer (kiri) saling bersalaman saat kedua tim bertanding di Etihad Stadium, Manchester, pada 7 Desember 2019 (ANTARA/REUTERS/PHIL NOBLE)


Filosof: Plato memang memandang kiprah para Sofis secara positif. Kalau demikian, maka bagaimana Anda melihat dan menilai Manchester United?

Guardiola: Saya menghormati apa yang telah mereka lakukan untuk sepak bola Inggris, Eropa, dan sepak bola dunia. Itulah United. Ini pertandingan penting, persaingan dua klub besar, sejarah besar.

Filosof: Menarik, ini memang menyentuh soal pengenalan diri Anda mengenai tim Anda dan tim lawan. Sebagaimana yang dikatakan oleh filosof Sokrates, bahwa Kenalilah dirimu sendiri, atau istilahnya 'Gnoti seauton'.

Guardiola: Ya, biasanya di sini kita berbicara tentang apa yang terjadi di masa lalu, masa lalu, kemarin, sehari sebelumnya. Dan semuanya telah berubah. Saya tidak peduli dengan laga besok petang. Para pemain yang akan memutuskan siapa yang menang.

Baca juga: Manchester City pastikan Guardiola bertahan hingga kontraknya habis

Baca juga: Guardiola ungkapkan keinginannya bertahan di Manchester City


Filosof: Kalau begitu, bagaimana peran Anda sebagai manajer, sebagai pemimpin? Toh, Socrates, orang yang amat adil dan bijaksana itu, akhirnya dihukum mati dan dibunuh, karena ia berdiskusi dan berperan sebagai 'pemimpin jiwa' bagi anak-anak muridnya waktu itu?

Guardiola: Tentu saja United memiliki sejarah besar. Mereka tim berkualitas. Kami harus berusaha mengalahkan mereka. Saya berbicara dan berdiskudi dengan para pemain untuk melihat bagaimana cara mengalahkan mereka.

Filosof: Dengan berbicara dan berdiskusi, Anda ingin menggapai dan mencapai cita-cita manusia yang harmonis. Di sini saya mengutip pendapat Plato.

Guardiola: Bagaimana pendapat dia, saya ingin mendengar dan mencamkan dengan penuh seksama?

Filosof: Saat berbicara mengenai manusia yang harmonis dan adil, Plato menggunakan pembagian jiwa dalam tiga fungsi.

Guardiola: Apa saja?

Filosof: Dalam jiwa kita, ada bagian keinginan atau disebut juga epithymia, bagian energik atau thymos, dan bagian rasional atau logos.

Guardiola: Bagaimana hal itu diterapkan dalam sepak bola?

Baca juga: Berakhirnya era Tiki Taka

Selanjutnya andalan Guardiola

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020