Jakarta (ANTARA News) - Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan defisit anggaran pada 2009 berpeluang menjadi lebih rendah 1,0 persen dari PDB (produk Domestik Bruto) akibat keringnya likuiditas, meski realisasi anggaran belanja negara baru terjadi semester pertama tahun depan. "Penurunan defisit bisa saja terjadi. Bahkan dinolkan lebih bagus. Berbagai skenario telah disiapkan yang intinya untuk menghindari kita mencari `cost` tambahan baru," tuturnya di Jakarta, Jumat. Jika dilihat kondisi likuiditas global saat ini, pemerintah memang tidak akan mudah memperoleh pembiayaan untuk menambal defisit sebesar Rp52,73 triliun pada tahun depan, karena lembaga-lembaga donor multilateral juga mengalami keterbatasan kapasitas pinjaman karena banyaknya negara anggota yang meminta pinjaman baru untuk bantalan krisis. "Peluang pinjaman kita sangat terbatas, baik dari lembaga donor multilateral maupun komitmen bilateral, apalagi dari surat utang negara (SUN)," kata Paskah. Dalam UU APBN 2009 yang telah disahkan DPR Oktober lalu, anggaran pendapatan dan hibah ditetapkan sebesar Rp987 triliun (18,5 persen dari PDB), sedangkan anggaran belanja negara Rp1.035 triliun (19,5 persen PDB). Jika pun terpaksa diturunkan, Paskah memastikan anggaran pembangunan untuk sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan dan pengurangan tetap dipertahankan. "Tetapi pemerintah akan mencoret beberapa proyek non-prioritas. Kita lihat nanti realisasi Semester I 2009, termasuk realisasi perpajakan," ujarnya. Hingga kini pemerintah baru memperoleh komitmen pinjaman siaga (stand by loan) dari Bank Dunia pada 2009 sebesar 2 miliar dolar AS yang hanya bisa ditarik seandainya pasar dalam negeri tidak kondusif dan gagal menyerap obligasi pemerintah. Di luar itu, masih ada komitmen dari Bank Pembangunan Islam (IDB) melalui penjualan obligasi syariah global senilai 1 miliar dolar AS. Pemerintah saat ini tengah melakukan "roadshow" ke beberapa negara potensial, seperti Jepang dan China, untuk memperoleh tambahan pinjaman, baik untuk pinjaman reguler atau pinjaman siaga, demikian Paskah. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008