New York, (ANTARA News) - Euro menguat terhadap dolar AS Kamis waktu setempat, meski Jerman resmi jatuh ke dalam resesi dan sinyal masalah ekonomi di AS, sementara pound turun kian dalam, kata para dealer. AFP melaporkan euro diperdagangkan pada 1,2779 dolar sekitar 2200 GMT, naik tajam dari 1,2505 dolar akhir Rabu. euro juga terangkat terhadap mata uang Jepang, diperdagangkan pada 124,84 yen dari 118,19 yen pada Rabu.Dolar naik menjadi 97,67 yen dari 94,61 yen. Euro "rebound" menyusul sebuah laporan pemerintah AS, sementara defisit perdagangan AS menyempit pada September, impor menunjukkan rekor penurunan dengan ekspor juga turun tajam. Data yang menyoroti melemahnya kondisi ekonomi di AS dan rekanan dagangnya jelang pertemuan G-20 dari negara industri dan negara berkembang di Washington bertujuan mencari solusi mengatasi krisis finansial terburuk sejak "Great Depresion". Semula euro melemah di tengah berita bahwa Jerman, ekonomi ketiga terbesar dunia, jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam lima tahun, menurut data resmi. Hal ini berarti negara ekonomi utama pertama yang menyatakan mengalami resesi, dengan Prancis, Italia dan 15 anggota zona euro lainnya diperkirakan mengikuti langkah serupa pada Jumat. Dalam perdagangan yang volatile, dolar turun tajam terhadap sebagian besar mata uang utama, kata Terri Belkas, analis Forex Capital Markets. Para analis memperkirakan volatilitas "masih akan tinggi" pada Jumat dengan dirilisnya data penjualan ritel AS untuk Oktober, yang "diperkirakan memperlihatkan penurunan indeks untuk kali keempat bulan berturut-turut." Yen memberikan kembali beberapa kenaikan kuat hari sebelumnya yang dipicu oleh berita bahwa pemerintaj AS telah menjatuhhan rencana pembelian aset-aset terkait mortgage yang bermasalah. Para pengamat pasar mengatakan yen dapat berbalik menguat lagi karena penurunan pasar saham dan berkembangnya kekhawatiran tentang krisis finansial. Yen cenderung diuntungkan dari pasar yang bergejolak karena dipandang sebagai tempat berlindung yang aman untuk investasi. Sementara pound Inggris menderita lagi terhadap euro, terpukul di posisi 1,1824 euro, sebuah poin terendah sejak 1992, menurut Lee Hardman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi. Dalam perdagangan terakhir di New York, pound merosot menjadi 1,4842 dolar dari 1,4955 dolar akhir Rabu. Dolar berada pada 1,1866 franc Swiss, dibandingkan 1,1864 pada Rabu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008