Pandeglang1 (ANTARA News) - Habitat Owa Jawa (Hylobates moloch) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Banten terancam punah akibat pemburuan yang dilakukan warga yang tidak bertanggung jawab."Saat ini populasi Owa Jawa tercatat sebanyak 100 ekor bahkan di kawasan Gunung Honje sudah menghilang," kata Kepala Bagian Humas TNUK, Enjat Sudrajat, Kamis.Enjat mengatakan, saat ini binatang primata sangat dilindungi karena ditemukan hanya di Pulau Jawa bagian barat, di antaranya terdapat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).Akan tetapi, selama ini populasi Owa Jawa nasibnya semakin menyusut bahkan terancam punah. Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pengawasan serta melakukan pemantauan agar Owa Jawa tidak terjadi pemburuan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Tiga tahun lalu populasi Owa Jawa di TNUK berkisar antara 800 sampai 1.200 ekor," ujarnya. Menurut dia, Owa Jawa atau kera berwarna abu-abu termasuk satwa yang dilindungi sejak tahun 1931 lalu sehingga diperlukan penyelamatan di habitat aslinya, seperti di TNGHS, TNUK dan Gunung Gede Pangrango. Pengembangbiakan populasi Owa Jawa, lanjut dia, pihaknya telah melakukan pembinaan habitat yang mendukung kehidupan satwa tersebut. Sebab, pembinaan habitat diperlukan penyebaran, pergerakan kelompok populasi Owa Jawa. Dia menyebutkan, saat ini untuk pembinaan habitat Owa Jawa TNUK telah melakukan pengkayaan pohon pakan dan pohon tidur juga pengamanan habitat. Pengkayaan pohon pakan dan pohon tidur dilakukan di hutan sekunder yang berada dalam kawasan TNUK dengan cara menanam jenis tumbuhan asli yang bisa digunakan oleh Owa Jawa di daerah tersebut. "Pohon pakan itu dengan menanam berbagai jenis di antaranya pohon Afrika itu," tegasnya. Sementara itu, warga pecinta satwa langka meminta polisi hutan yang bertugas di kawasan TNUK agar bertindak tegas terhadap pelaku pemburuan Owa Jawa dan macan tutul. "Kalau pelaku tertangkap memburu satwa langka tentu harus diproses secara hukum," kata Ade Sahrudin (45) seorang pencinta satwa langka warga Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008