kekeringan di Pamekasan ini melanda 80 desa, sama dengan tahun 2017

Pamekasan (ANTARA) - Supervisor Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur Budi Cahyono menyatakan, sebanyak 183 bencana terjadi di wilayah itu selama 2019.

"Jumlah 183 bencana ini meliputi berbagai jenis kejadian bencana," kata Budi kepada ANTARA di Pamekasan, Senin.

Jenis bencana alam paling adalah kebakaran, lalu angin kencang, tanah longsor dan banjir.

Berdasarkan data BPBD Pemkab Pamekasan, jumlah bencana kebakaran sebanyak 36 kejadian untuk kebakaran lahan, dan sebanyak 23 kejadian untuk kebakaran jenis bangunan.

Baca juga: Angin kencang rusak bangunan di tiga kecamatan di Pamekasan

Tanah longsor tercatat sebanyak 11 kejadian, dan bencana alam jenis banjir terdata sebanyak 5 kali kejadian selama 2019.

"Kalau kekeringan, di Pamekasan ini melanda 80 desa, sama dengan tahun 2017," kata Budi.

Selain bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan kebakaran, BPBD Pemkab Pamekasan juga mendata ada delapan kejadian lain, seperti nelayan tenggelam, warga tersambar petir dan tower roboh.

Menurut Budi, jumlah kejadian bencana alam sebanyak 183 kejadian ini yang tercatat oleh BPBD Pemkab Pamekasan atas laporan aparat desa setempat dengan perkiraan jumlah kerugian mencapai Rp1 miliar lebih.

"Karena ada juga yang tidak dilaporkan, sehingga tidak masuk dalam catatan kami," katanya, menjelaskan.

Saat ini, sambung dia, jenis bencana alam yang patut diwaspadai adalah angin kencang, sesuai dengan prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya.

"Sesuai prakiraan, bencana angin kencang disertai hujan deras ini masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan, dan oleh karena itu, kami meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan," katanya, menjelaskan.

Baca juga: Banjir dan tanah longsor melanda Pamekasan di awal 2020

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020