Washington (ANTARA News) - Rabu pagi, para penglaju (commuters) New York mendapat koran "The New York Times" secara gratis. Isinya mungkin membuat tercengang : Perang Irak telah usai dan Presiden George W Bush dikenakan pasal pengkhianatan.Edisi palsu The New York Times tersebut berhasil menipu para penglaju yang mendapatkan koran itu di stasiun-stasiun kereta "subway" di seluruh penjuru kota. Koran itu juga memuat alamat situs web yang sekilas mirip NY Times asli yaitu http://www.nytimes-se.com/.Yang tidak wajar, dan banyak orang tidak sadar, koran tersebut bertanggal 4 Juli 2009, bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan AS tahun depan.Koran 14 halaman itu juga punya judul-judul yang mungkin jadi harapan bagi beberapa orang : Undang-undang Patriot dicabut, mantan menteri minta maaf soal kekhawatiran senjata pemusnah massal, dan diterimanya undang-undang upah maksimum untuk CEO.Kantor berita DPA melaporkan, baru pada siang hari, terungkap bahwa koran palsu itu adalah karya kelompok Yes Men, suatu kelompok liberal. Kelompok itu mengaku mengedarkan 1,2 juta koran yang dibagikan oleh ribuan sukarelawan. Persiapan aksi tersebut memakan waktu enam bulan.Koran tersebut sangat mirip dengan NY Times asli, mulai dari kolom internasional, nasional, New York, bisnis, editorial dan koreksi, bahkan iklan, misalnya pengumuman tentang penarikan semua mobil yang berbahan bakar bensin."Ini semua adalah cara kami untuk mendesak lebih kuat lagi, di dalam situasi seperti sekarang, " kata Bertha Suttner, salah satu penulis koran tersebut."Kita harus memastikan bahwa Obama dan seluruh kalangan Partai Demokrat AS melakukan sesuai yang mereka kampanyekan. Setelah delapan, atau mungkin 28 tahun serasa di neraka, kita perlu untuk mulai membayangkan surga," tulis Suttner dalam siaran pers yang diterbitkan di situs web-nya di Poynter Institute, suatu lembaga pemikir jurnalisme.Beberapa pembaca yang tertipu kemudian mereka wawancarai dan videonya dipasang di Internet. Ada yang mengatakan "Sulit dipercaya - perang selesai.Wow!". Lainnya berkata "Saya tahu perubahan akan datang di Amerika, tapi kok secepat ini."Jurubicara NY Times asli, Catherine J Mathis, mengatakan "Ini jelas-jelas edisi palsu Times. Kami sedang mencari tahu lebih jauh soal ini."(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008