Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2009 nanti akan mencapai sekitar 22 hingga 24 persen.
"Kegiatan UMKM masih bergerak cukup kuat dan konsumsi masyarakat masih cukup banyak," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman Hadad, dalam Outlook ekonomi: Peluang Investasi di Tahun Politik 2009, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, perkiraan pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dibanding 2008 diperkirakan mencapai sekitar 36 persen.
Namun angka perkirakan hampir sama dengan realisasi pertumbuhan kredit sekitar dua tahun lalu, dan lebih baik dari beberapa tahun lalu yang mencapai sekitar 18 persen.
Tahun depan mungkin perbankan harus mengalami keuntungan yang sedikit berkurang dibanding tahun ini karena memang kondisi perekonomian yang menurun.
"Tahun depan, perbankan harus melakukan sharing labanya sehingga harus menurunkan/menyesuaikan keuntungan/labanya pada keseimbangan baru," katanya.
Muliaman juga menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi perbankan saat ini masih pada masalah keringnya lukuiditas dan belum merembes ke masalah solvabilitas perbankan.
Penurunan giro wajib minimum (GWM) dari 9.6 persen menjadi sekitar 5 persen diharapkan menambah likuiditas di pasar.
"Dengan pemotongan GWM itu, ada tambahan likuiditas sekitar Rp50 triliun di pasar, sebagian sudah ada di pasar uang antar bank dan sebagian kembali ke BI," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008