Mungkin kalau gue mati hidup, mati hidup lagi, juga nggak bakal nemu kayak dia
Jakarta (ANTARA) - Suami mendiang aktris senior Ria Irawan, Mayk Wongkar mengungkapkan kesedihannya usai mengantar jenazah istrinya ke peristirahatan terakhir di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin.
Meski berat, ia mengatakan berusaha untuk ikhlas melepas Ria yang sudah menemaninya selama empat tahun terakhir itu.
"Dia wanita yang sempurna banget. Kalau dibilang nggak ikhlas, ya secara dunia gue nggak ikhlas. Tapi gimana lagi gue dari kecil diajarin agama Tuhan yang punya kuasa," kata Mayk sembari menahan air matanya.
Lebih lanjut, ia mengagumi sosok Ria Irawan, tak hanya sebagai seorang istri, namun juga seorang teman di berbagai situasi dan kondisi.
Mayk pun mendapatkan banyak pelajaran berharga dari mendiang sang istri selama mereka bersama.
"Kalo gue sih bukan cuma sebagai istri, juga kaya partner, teman dan segala macam jadi banyak ngajarin gue lah. Dia juga orangnya beda dengan perempuan lain. Dia sejak kecil kerja, keluarga dia itu pemain film," kenangnya.
Semakin emosional, Mayk melanjutkan, "Mungkin kalau gue mati hidup, mati hidup lagi, juga nggak bakal nemu kayak dia."
Mayk turut menguburkan almarhumah pada siang ini. Diiringi rintik hujan dan tangisan keluarga serta kerabat, Mayk tak mampu menahan air matanya.
Sesekali sejumlah kerabat dan keluarga seperti Roy Sahetapy hingga Prisia Nasution ikut menenangkan Mayk.
Ria Irawan meninggal dunia di usia ke-50 tahun setelah berjuang melawan kanker kelenjar getah bening stadium empat.
Aktris senior tersebut telah berpulang sekira pukul 4 pagi di RSCM Jakarta, setelah sempat berada di kondisi kritis.
Ria pertama kali divonis menderita kanker endometrium pada 2014. Dia sembuh setelah menjalani berbagai pengobatan seperti kemoterapi dan radiasi.
Tiga tahun berselang, sel kanker dalam tubuhnya kembali aktif dan penyakit itu kambuh.
Baca juga: Hujan iringi pemakaman Ria Irawan di Tanah Kusir
Baca juga: Winky Wiryawan sebut banyak belajar dari Ria Irawan
Baca juga: Rano Karno kenang Ria Irawan sebagai seorang pejuang
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020