Jakarta (ANTARA News) - Mantan gubernur DKI Jakarta yang sudah mendeklarikan diri sebagai calon presiden, Sutiyoso, menyatakan akan bersikap realistis melihat eskalasi politik dan peluangnya dalam perebutan kursi presiden pada Pemilu 2009 nanti.
Dalam jumpa pers di Jakarta Rabu, Sutiyoso mengaku menyadari bahwa politik tidak menentu sehingga ia akan mempertimbangkan jabatan wakil presiden apabila eskalasi politik membuat peluang untuk jabatan itu lebih terbuka.
"Saya tahu betul bahwa politik tidak menentu. Kalau sekarang saya tetap memilih Capres, tapi nanti kalau eskalasi berubah, saya akan realistis," katanya.
Sutiyoso mengatakan akan menentukan apakah akan menjadi Capres atau Cawapres setelah melihat hasil Pemilu legislatif.
Mengenai menguatnya isu calon alternatif, Sutiyoso menyatakan akan fokus sebagai calon presiden alternatif dan berharap partai-partai politik cerdas dalam memilih Capres yang diusungnya.
Dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas, cepat dalam mengambil keputusan yang tepat. Menurut dia, di Indonesia tidak pernah ada kaderisasi pemimpin yang baik karena sebelumnya calon-calon muda tidak pernah diberi kesempatan.
"Sekarang sudah mulai muncul calon-calon muda, tapi yang tua disuruh menyingkir. Itu juga kan tidak demokratis," kata Sutiyoso.
Terkait hasil kunjungannya ke NTT, Sutiyoso mengaku melihat kehidupan masyarakat di daerah perbatasan dengan Timor Leste sangat memprihatinkan. Infrastruktur di daerah itu masih sangat minim dan masih ada pengungsi yang masih tercerai berai.
Warga yang mengungsi akibat berpisahnya Timor-Timur dari Indonesia, menurut Sutiyoso, sebagian masih ada yang hidup berkelompok di pengungsian dan belum disediakan tempat yang layak bagi mereka. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih mereka harus berjalan 300 meter menyeberangi perbatasan dan mengambil air di Timor Leste.
"Jumlah pengungsi yang besar sekitar 16.000 harus menjadi perhatian kita semua," katanya.
Sutiyoso mengatakan perlu ada dana alokasi khusus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT terutama yang tinggal di daerah perbatasan dengan Timor Leste seperti Atabua Belu. Pembangunan infrastruktur dan sarana-sarana lain harus segera dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.
NTT adalah daerah yang menurut Sutiyoso tidak sekaya Papua, tetapi memiliki beberapa produk unggulan yang bisa dikembangkan seperti kayu cendana yang selama dikirim ke Bali untuk bahan baku sovenir bagi turis-turis.
Daerah itu juga penghasil rempah-rempah seperti bawang putih yang berkualitas ekspor, tetapi selama ini kurang diberdayakan, demikian Sutiyoso.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008