Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga tidak melakukan aktivitas pembakaran mengingat kebakaran hutan dan lahan membayangi wilayah Provinsi Riau selama masa pancaroba.

Analis BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru Yasir Prayuna di Pekanbaru, Senin, mengatakan bahwa saat ini sebagian wilayah Riau tengah memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau fase pertama.

Dia mengatakan sebagian wilayah Riau, terutama bagian utara, telah mulai memasuki musim kemarau. Sejak awal Januari, titik-titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan sudah terpantau di daerah seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir.

"Aktivitas pembakaran (harus) dihindari karena bisa memicu lagi kebakaran hutan di wilayah Riau," kata Yasir.

Menurut dia, wilayah Provinsi Riau akan sepenuhnya memasuki musim kemarau pada pertengahan Januari dan musim kemarau akan berlangsung hingga Februari 2020.

"Dari BMKG sendiri (menyatakan) waspada karena dalam beberapa pekan ke depan akan segera memasuki musim kemarau. Walaupun kemarau periode pertama ini tidak terlalu panjang tapi harus waspada karena Riau cukup rentan potensi meluasnya kebakaran," katanya.

Pada Senin pagi BMKG mendeteksi 15 titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau. Citra satelit menunjukkan pada pukul 06.00 WIB titik panas terdeteksi di Bengkalis (3), Meranti (2), Dumai (3), Pelalawan (2), Siak (2), dan Indragiri Hilir (3).

Lima dari 15 titik panas yang terdeteksi di wilayah Riau dipastikan sebagai titik api, indikasi kuat kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. Titik api terdeteksi ada di wilayah Dumai (2), Indragiri Hilir (2), dan Bengkalis (1).

Baca juga:
BMKG deteksi lonjakan titik panas indikasi kebakaran hutan-lahan di Riau
Kebakaran hutan-lahan Riau habiskan Rp468 miliar anggaran BNPB

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020