Cirebon (ANTARA) - Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati Ahmad Faa Iziyn mengatakan selama sepekan ke depan wilayah Cirebon, Jawa Barat, mengalami potensi cuaca ekstrem untuk itu diimbau masyarakat diharapkan waspada akan kemungkinan bencana.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin," kata Faiz di Majalengka, Ahad.
Pada periode 5 sampai 12 Januari 2020, berpotensi terjadi cuaca ekstrem di wilayah Cirebon.
Hal ini dikarenakan berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.
Baca juga: BMKG: kecepatan angin wilayah Cirebon capai 56 Km/jam
Baca juga: BMKG: Kecepatan angin di Pantura Cirebon capai 35 km/jam
Baca juga: BMKG: wilayah Cirebon masuk musim pancaroba pertengahan April
Kondisi ini dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia, meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara) dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
"Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan," ujarnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi.
"Intensitas hujan tinggi di atas 300 mm per bulan dan ini tentu perlu diwaspadai," katanya.*
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020