Pemerintah setempat pada Minggu mengatakan operasi penyelamatan berakhir dua hari setelah bangunan beton tujuh lantai itu runtuh pada Jumat (3/1) di kota pesisir Kep, sekitar 160 kilometer barat daya Phnom Penh.
Sebanyak 36 orang tewas,termasuk enam anak-anak dan 14 perempuan, kata para pejabat pemerintah dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan mengapa anak-anak berada di lokasi pembangunan.
Gubernur Kep Ken Satha mengatakan bahwa pemilik bangunan, pasangan Kamboja, telah ditahan untuk diinterogasi.
Perdana Menteri Hun Sen membela tanggapan pemerintah dan mengatakan bahwa tidak akan ada pejabat di provinsi Kep yang dipecat.
"Bangunan yang runtuh tidak hanya terjadi di Kamboja ... tetapi juga di tempat lain ... termasuk di Amerika Serikat," kata Hun Sen dalam acara jumpa pers.
Kamboja sedang gencar membangun proyek-proyek konstruksi untuk melayani semakin banyaknya wisatawan dan investor China.
Keruntuhan bangunan di Kep terjadi enam bulan setelah 28 orang tewas ketika situs konstruksi milik China runtuh di Provinsi Preah Sihanouk. Tujuh orang didakwa melakukan pembunuhan tak disengaja dan Hun Sen memecat seorang petugas manajemen bencana atas kecelakaan itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jumlah tewas karena bangunan roboh di Kamboja bertambah jadi 24
Baca juga: AS jatuhkan sanksi ke orang dekat PM Kamboja atas dugaan korupsi
Baca juga: Hakim Kamboja tutup penyelidikan terhadap pemimpin oposisi
Kunjungi PT Inka, Delegasi Kamboja kagumi kereta buatan Indonesia
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020