dan Pemberdayaan MasyarakatJakarta, 12/11 (ANTARA) - Sebagai bentuk dukungannya terhadap program pemerintah, PT Pertamina (Persero) mengadakan peluncuran Bio Solar untuk Industri dan perluasan pemasaran BBN di SPBU. Peluncuran ini dilaksanakan di Depot Plumpang, Jakarta dan diresmikan oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro. "Dengan adanya SK Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008, Pertamina mendapat kepastian standarisasi kualitas bahan bakar nabati dan kelancaran pasokan bahan biofuel. Pertamina dengan demikian dapat menfokuskan perannya dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen." Direktur Utama PT. Pertamina (Persero), Ari H. Soemarno dalam konferensi pers di Plumpang berkaitan dengan peluncuran Bio Solar untuk Industri dan perluasan pemasaran BBN di SPBU tersebut. Dengan memasarkan produk BBN, Pertamina juga memberi kontribusi dalam pelestarian lingkungan dan ketersediaan energi serta memberi dampak pada pengembangan masyarakat terutama petani penghasil bahan BBN. Sebagai perusahaan yang berpengalaman 51 tahun di bidang migas, hal teknis dalam pembuatan biofuel bukan merupakan hal yang menjadi penghambat dalam penjualannya (lihat bagan proses pencampuran bio dengan bahan bakar). Produk-produk Bahan Bakar Bio yang selama ini telah dipasarkan oleh Pertamina adalah biosolar, biopremium, dan biopertamax. Biosolar adalah campuran solar dan FAME (Fatty Acid Methyl Ester). Bio Premium merupakan campuran Premium dan ethanol unhydrous terdenaturasi 99,5%). Bio Pertamax merupakan campuran Pertamax dan ethanol unhydrous terdenaturasi (kemurnian > 99,5%) ditambah dengan aditif. Untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar bio, tidak diperlukan modifikasi mesin. Bahan Bakar Bio memiliki keunggulan berupa emisi gas buang lebih baik / ramah lingkungan, mempunyai sifat detergensi (membersihkan mesin) dan memperpanjang umur mesin. Sampai saat ini, Pertamina telah memasarkan Biosolar di 411 SPBU di Jakarta, Denpasar dan Surabaya, Biopremium di 14 SBPU di Jakarta dan Malang, dan Biopertamax di 46 SPBU di Jakarta, Surabaya, Malang dan Denpasar. Rata-rata penjualan saat ini adalah 80.600 kL/bulan untuk solar, 9.500 kL/bulan untuk premium dan 1.651 kL/bulan untuk pertamax. Di sektor industri, pengiriman Bio Solar sudah dimulai sejak tanggal 1 November 2008 lalu dan akan terus dikembangkan di masa datang. Guna merealisasikan komitmen memperluas pasar BBN ini, Pertamina telah menyusun rencana pemasaran BBN hingga 2010 nanti. Pertamina menargetkan, hingga akhir 2008, pemasaran Biofuel untuk produk Bio Solar, Bio Premium, dan Bio Pertamax telah tercapai di Jawa Bagian Barat dan Jawa bagian Timur serta Bali. Sedangkan pada 2009, produk Bio Solar, Bio Premium, dan Bio Pertamax, diharapkan sudah dipasarkan ke SPBU-SPBU di seluruh Pulau Jawa, seluruh Sumatera, sebagian Kalimantan, dan di Makasar, Sulawesi Selatan. Sebelum akhirnya, pada 2010 nanti, Pertamina menargetkan produk-produk BBN sudah dapat diperoleh di SPBU-SPBU di seluruh Indonesia. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Anang Rizkani Noor, Vice President Komunikasi Korporat PT. Pertamina (Persero), Email : Anang.Noor@pertamina.com

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008