"Bahkan saya dituding keluar dari Partai Golkar tanpa permisi dan mendirikan partai lain," katanya, dalam jumpa pers di Kantor DPP Hanura di Jakarta, Selasa.
"Yang saya mau tanyakan, benarkah Wiranto sebagai penumpang gelap padahal konvensi Golkar (2004) sudah sangat transparan dirancang menerima siapapun calon peserta konvensi dari luar maupun dalam melalui suatu sistem seleksi yang ketat," tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, "Saya mengacu kepada pernyataan Ketua Umum Golkar yang lalu Akbar Tandjung bahwa proses konvensi berlangsung transparan. Jadi tidak ada penumpang gelap. Tapi kalau dikatakan keluar tanpa permisi itu ditujukan pada siapa selain saya?" ujar mantan Panglima TNI itu.
Ia menegaskan, siapa pun dari partai lain yang akan bergabung dengan Hanura harus menunjukkan surat pengunduran resmi dari partai asalnya.
"Sekarang saya diberitakan tidak pamit, maka rusaklah reputasi saya," keluh Wiranto.
Ditanya langkah selanjutnya jika JK tidak menanggapi somasinya, mantan Menko Polkam itu mengatakan, "Saya mencari kebenaran, bukan emosional. Selama kebenaran belum bisa terwujud, saya kejar kebenaran itu sampai terwujud. Itu saja," kata Wiranto.
Dia mengatakan, langkahnya akan dilanjutkan dengan proses hukum seandainya tak ada suatu itikad baik atau tidak ada klarifikasi atas sejumlah hal yang dianggap tidak tepat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008