Jakarta (ANTARA) - Banjir Tahun Baru 2020 yang melanda Ibu Kota Jakarta tidak hanya sebagai musibah bagi warga terdampak tapi juga berkah bagi pemulung yang panen barang rongsokan.

"Ya banjir bawa berkah kalau kami nyebutnya, banyak barang bagus kami dapatkan," kata Yanto (48) saat ditemui di Kemang Selatan X, Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, Sabtu.

Pria asal Indramayu mendapatkan tiga kasur spring bed, satu kipas angin, dan benda plastik lainnya yang telah dibuang pemiliknya yang jadi korba banjir.

Umumnya barang itu dibuang ke tempat penampungan sementara sampah yang ada di dekat perumahan lokasi banjir karena rusak terendam banjir. Seperti kasur spring bed yang didapatkan Yanto yang diambil adalah kawat yang di dalam kasur.

Jika dijual ke penampung rongsokan dihargai Rp12 ribu per kg. Dari tiga kasur tersebut Yanto bisa mendapatkan Rp36 ribu. Belum lagi barang rongsokan lainnya yang berhasil dikumpulkannya sejak siang, semisal panci, besi rongsokan dan peralatan elektronik megicom.

Jika hari biasa Yanto mengantongi uang Rp50 ribu dari memulung plastik-plastik, di saat banjir bisa dapat lebih karena barang rongsokan yang dibuang lebih besar dan beragam.

"Ya kalau dapat yang gede-gede seperti panci, besilah bisa dapat lebih," kata Yanto yang sudah dua tahun jadi pemulung.

Yanto pemulung asal Indramayu membongkar kasur spring bed yang dibuang warga korban banjir di Kemang Selatan X A, Jakarta Selatan, untuk diambil kawatnya, Sabtu (4/1/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Keuntungan serupa juga dinikmati Pendi (21) rekan Yanto sesama pemulung, yang sudah mendapatkan banyak barang seperti kaleng makanan, perkakas rumah tangga, satu televisi, tiga mini compo, satu feeling cabinet plastik dan berkarung benda rongsokan lainnya.

Pendi lebih banyak mendapatkan barang rongsokan sisa banjir karena sudah sejak subuh mencari di tempat pembuangan sampah.

"Kalau enggak dari pagi bisa keduluan petugas PPSU yang mengangkat sampah, bisa-bisa barang sudah diangkutin duluan," kata pemuda asal Indramayu tersebut.

Menurut Pendi, ia bisa mendapatkan uang Rp200 ribu dari penjualan televisi dan mini compo yang didapatkannya hari ini, dan barang rongsokan lainnya bisa laku Rp100 ribu jika ditimbang.

"Yang jelas kalau banjir itu bawa berkah," katanya.

Pendi merantai ke Jakarta dari Indramayu diajak bekerja sebagai pemulung oleh temannya. Ia mengaku tidak malu bekerja sebagai pemulung yang penting halal.

Baginya kalau malu bekerja enggak bisa makan. Uang dari hasil pemulung dia kumpulkan dan disisihkan untuk dibawa pulang ke Indramayu menghidupi ayah, ibu dan adik-adiknya.

"Pulang setiap dua bulan sekali, kalau pulang ya bawa uang tak kasihin orang tua," katanya.

Dari usaha bekerja sebagai pemulung, Pendi juga sudah bisa menyisihkan penghasilannya untuk merenovasi rumah orang tuanya dengan anggaran sebesar Rp10 juta.

Selain itu, suka duka menjadi pemulung, Pendi maupun Yanto sama-sama pernah menemukan emas di antara tumpukan sampah.

Baca juga: Gubernur sebut 211 sekolah Jakarta terendam selama banjir Jabodetabek

Baca juga: Kisah pengungsi banjir tak sempat selamatkan buku sekolah anak

Baca juga: BNPB apresiasi Gojek galang peduli banjir

Yanto menceritakan pernah menemukan satu mainan kalung berupa bendulan emas seberat 2,5 gram. Emas itu lalu dijualnya dengan harga Rp1,5 juta.

Pendi juga pernah menemukan cincin emas seberat dua gram, lalu dijualnya dan mendapatkan uang Rp1,5 juta.

"Kejadiannya juga waktu banjir itu, saya menemukan kantong plastik hitam. Lalu saya bongkar ternyata ada emas di dalamnya," kata Pendi.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020