Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan siap masuk dalam bursa calon presiden (Capres) atau calon wakil presiden (Cawapres) pada Pemilihan Umum 2009.
"Kalau persoalannya siap atau tidak, saya siap," kata Muhaimin saat menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela Simposium Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional PKB di Jakarta, Selasa.
Namun, kata wakil ketua DPR RI itu, untuk maju sebagai calon, entah Capres atau Cawapres, sebelum memutuskan ia perlu melakukan shalat minta petunjuk (istikhoroh) dulu dan meminta persetujuan lima orang kiai dan beberapa pengurus DPP PKB.
Untuk Capres atau Cawapres yang bakal diusung, kata Muhaimin, PKB akan menjaring nama-nama dari internal partai dan dari luar. Yang penting, para calon itu harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan PKB.
Selain itu, Capres atau Cawapres dari PKB juga harus bersedia melakukan kontrak politik yang isinya bersedia secara sungguh-sungguh untuk menjalankan 13 agenda kebangkitan bangsa yang disusun PKB sebagai agenda pengabdian pada masyarakat.
Soal nama-nama yang bakal dipertimbangkan sebagai Capres atau Cawapres, kata Muhaimin, DPP akan meminta DPW PKB untuk menyampaikan aspirasi mereka yang selanjutnya akan dibahas bersama.
Soal mengajukan Capres-Cawapres sendiri, kata Muhaimin, tentu terkait dengan perolehan suara PKB pada Pemilu legislatif. Jika tidak bisa meraih minimal 20 persen, tentu PKB harus berkoalisi dengan partai lain yang artinya persoalan calon yang akan diajukan juga tergantung partai lain.
Ditanya apakah PKB juga masih mempertimbangkan untuk mengajukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Muhaimin menyatakan tidak tertutup kemungkinan ada yang mengusulkan nama Gus Dur. Yang jelas, katanya, kriteria dan syarat mau dan bisa menjalankan 13 agenda kebangkitan menjadi patokan.
Saat ditanya bagaimana sebenarnya PKB yang dipimpinnya memposisikan Gus Dur, Muhaimin menegaskan bahwa pihaknya selalu berterimakasih dan menghormati Gus Dur.
"Beliau (Gus Dur) adalah guru dan pendiri PKB, pemikiran beliau tetap menjadi rujukan. Apa yang kita lakukan sekarang juga untuk meneruskan gagasan beliau," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008