Jakarta, (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan "pikir-pikir" untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), karena tidak ingin justru bermasalah dengan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan konstituen terbesarnya.

Apalagi, kata Sekretaris Jendera PKB Lukman Edy saat ditemui di sela-sela Simposium Nasional PKB di Jakarta, Selasa, belakangan ini warga NU "marah" pada PKS karena partai yang dipimpin Tifatul Sembiring itu memasang gambar pendiri NU, KH Hasyim Asy`ari, dalam iklan politiknya.

"Kita tidak ingin terjadi perpecahan antara PKB dengan NU," kata Lukman yang juga Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Sebagai partai politik, katanya, PKB tidak mempermasalahkan iklan PKS yang ditayangkan di sejumlah stasiun televisi tersebut, namun tidak demikian dengan NU yang merupakan "ibu kandung" PKB.

Sebagai kader NU, ia bisa memahami dan merasakan keberatan kalangan nahdliyin (sebutan warga NU, red) tersebut. Sebab, di satu sisi PKS dikenal sering menyerang ajaran dan amalan NU, di sisi yang lain justru memasang pendiri NU untuk kepentingan politiknya.

Sepengetahuan Lukman, pengurus NU telah melayangkan surat keberatan ke PKS terkait iklan itu, namun tidak ditanggapi sehingga ia menduga ada agenda tertentu yang dimainkan PKS.

Ketika ditanya iklan terbaru PKS yang juga memasang mantan presiden Soeharto yang ditempatkan sebagai pahlawan dan guru bangsa, ia menjawab, iklan tersebut bisa jadi kontraproduktif karena pasti mengundang kritik seperti sebelumnya.

"Aneh saja, apa maksudnya memunculkan tokoh-tokoh itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008