London (ANTARA News) - AS meninggalkan sebuah senjata nuklir di bawah lapisan es di Greenland utara, setelah senjata itu hilang menyusul jatuhnya sebuah pesawat pada 1968, BBC melaporkan Senin. Dengan memanfaatkan kesaksian dari mereka yang terlibat dan dokumen yang telah dideklasifikasi yang diperoleh berdasarkan UU Kebebasan Informasi AS, diperoleh informasi bahwa senjata tersebut tak pernah ditemukan, sekalipun telah dilakukan upaya pencarian secara besar-besaran di lokasi jatuhnya pesawat dekat sebuah pangkalan militer AS di Thule. Dibangun pada awal dekade 1950-an, Pangkalan Udara Thule merupakan pangkalan sangat strategis AS selama berlangsungnya Perang Dingin antara dua musuh bebuyutan, AS dan Uni Sovyet, karena dari pangkalan inilah radar dapat memindai langit untuk mendeteksi berbagai rudal yang meluncur dari Kutub Utara. Akan tetapi, Washington mencemaskan Sovyet kemungkinan akan menghancurkan pangkalan ini sebagai babak pembukaan serangan nuklir atas AS. Akibatnya, militer AS menempatkan sejumlah pembom B-52 yang bersenjata nuklir untuk mengadakan patroli di atas pangkalan itu mulai 1960, sehingga mereka dapat langsung menuju Moskow seandainya pangkalan itu dihancurkan, kata jaringan televisi itu. Namun demikian, pada 21 Januari 1968, salah satu dari pesawat itu jatuh ke lapisan es beberapa kilometer dari pangkalan. Bahan peledak yang melingkupi empat senjata nuklir di pesawat diledakkan, namun peralatan nuklir aktifnya belum, kata BBC, sebagaimana dikutip AFP. Para investigator menemukan ribuan pecahan pesawat di lokasi, termasuk es yang mengandung zat radioaktif, namun segera disadari hanya tiga senjata nuklir yang keamanannya dapat dipertanggungjawabkan. Upaya pencarian di bawah air dilancarkan pada April 1968, namun mereka tak menemukan apapun dan akhirnya mereka menghentikan pencarian. Para pejabat juga merasa yakin material radioaktif akan terurai di perairan yang begitu luas, sehingga membuat zat itu kurang berbahaya, kata BBC. Menurut BBC, mengangkut senjata nuklir di atas Greenland, sebuah propinsi otonom Denmark, dirahasiakan, demikian pula pencarian tersebut. Pentagon menolak menanggapi pemberitaan BBC, dengan merujuk kembali pada pengkajian resmi sebelumnya mengenai insiden itu. Pentagon sebelumnya menyatakan semua empat senjata nuklir itu telah "dihancurkan".

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008