Tambahan dua sirkuit baru yaitu di Zandvoort, Belanda dan Hanoi, Vietnam menjadi salah satu alasan kenapa balapan F1 tahun ini tidak boleh dilewatkan.
Zandvoort kembali ke kalender F1 setelah terakhir kali menggelar Grand Prix pada tahun 1985. Sirkuit yang pertama kali menggelar balapan Grand Prix pada 1985 itu akan memuaskan para pendukung pahlawan lokal Max Verstappen di GP Belanda ke-31 tahun ini setelah menjalani sejumlah perombakan untuk mengakomodasi mesin-mesin F1 di era modern sekarang.
Baca juga: Formula 1 musim 2019 dalam retrospeksi
Baca juga: Kubica gabung ke Alfa Romeo sebagai pebalap cadangan
Sementara Vietnam menjadi teritori yang belum terpetakan bagi tim dan pebalap di saat negara Asia Tenggara itu untuk pertama kali menggelar Grand Prix di Sirkuit Hanoi tahun ini.
Sirkuit sepanjang 5,6km itu memiliki lintasan lurus 1,5km, terpanjang di antara sirkuit lainnya di kalender F1.
Sebelum perombakan regulasi besar-besaran diterapkan pada 2021, tahun ini tim dan pebalap akan memaksimalkan jet darat mereka, yang kemungkinan mengalami evolusi ringan dari pendahulu mereka tahun lalu, untuk mengejar gelar juara musim ini.
Peta persaingan 2019 menunjukkan jika Mercedes, Ferrari dan Red Bull di paruh kedua musim bisa memenangi balapan, dengan lima dari enam pebalap dari tim itu memuncaki podium.
Max Verstappen semakin percaya diri dengan Red Bull yang ditenagai oleh Honda untuk mengincar gelar tahun ini, juga Charles Leclerc yang menjadi pebalap Ferrari terbaik tahun lalu mengalahkan rekannya yang lebih berpengalaman, Sebastian Vettel.
Tahun 2020 juga akan menjadi pasar pebalap yang paling menarik di mana hanya tiga pebalap, yaitu Esteban Ocon, Charles Leclerc dan Sergio Perez, yang telah mengamankan kontrak mereka untuk musim selanjutnya setelah 2020 berakhir.
Kontrak Vettel dengan Ferrari akan habis tahun ini demikian pula Verstappen dengan Red Bull.
Kedatangan regulasi 2021 bisa membawa potensi pergantian pebalap yang menarik untuk diikuti.
Selanjutnya: Hamilton incar rekor Schumacher...
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020