Jakarta, (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2009 sekitar 22 persen atau menurun dibandingkan pertumbuhan kredit tahun ini yang diperkirakan di atas 30 persen."Kredit masih bisa tumbuh 22 persen (2009), hal ini tidak menganggu pertumbuhan ekonomi terlalu dalam namun juga dapat mencari keseimbangan dengan dana pihak ketiga," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan DPD di Jakarta, Senin.Menurut dia, kredit 2009 akan didominasi oleh sektor modal kerja sementara pertumbuhan kredit investasi diperkirakan akan menurun dibandingkan tahun ini."Investasi kelihatannya akan lebih turun dari sekarang, namun modal kerja akan menjadi core, konsumsi tetap harus ada untuk melakukan kegiatan konsumsi," katanya.Menurut dia, pertumbuhan kredit pada saat ini sangat cepat,mencapai 36 persen. Sementara pengumpulan dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) tumbuh di bawah 20 persen.Hal tersebut menyebabkan sedikitnya dana likuid yang dimiliki perbankan, akibatnya, biaya dana menjadi mahal, suku bunga perbankan meningkat, sehingga pada kuartal IV tahun ini perbankan mengerem penyaluran kreditnya untuk memenuhi dana likuid yang dimiliki.Menurut dia, pada tahun 2009, pertumbuhan kredit tetap harus dibarengi dengan perolehan dana masyarakat yang seimbang, sehingga pertumbuhan perekonomian yang terjadi dapat berkelanjutan.Ia menambahkan, sebagai otoritas moneter, pihaknya akan terus memonitor aliran dana perbankan ke sektor riil agar tidak tersendat."Yang penting bagi kita kecukupan likuiditas untuk kegiatan ekonomi jangan sampai macet. Macet itu artinya ada orang yang mampu melakukan kegiatan ekonomi dia nggak punya dana. Apakah investasi baru, atau modal kerja itu jangan sampai berhenti, kecukupan likuditas itu BI akan monitor dari hari ke hari," katanya.a menambahkan, pertumbuhan kredit sebesar 22 persen tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi 2009 yang diperkirakan sekitar lima persen.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008