Sao Paolo, 10/11 (ANTARA) - Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara kelompok 20 (Group 20/G-20) dibuka kemarin di Sao Paolo oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom mewakili Indonesia pada pertemuan itu. G 20 adalah organisasi yang beranggotakan negara-negara yang memiliki ekonomi penting di dunia, yaitu: Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, AS dan Uni Eropa. Dalam laporannya kepada Presiden RI mengenai pertemuan itu, Menteri Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa seluruh peserta sepakat bahwa semua negara di dunia tanpa kecuali sedang menghadapi ancaman serius yang sama berupa turunnya kredit pinjaman, rendahnya kepercayaan pasar dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu diperlukan suatu rangkaian kebijakan yang terkoordinasi dengan baik secara global, karena kebijakan unilateral masing-masing negara hanya akan semakin mempersulit kondisi ekonomi global, utamanya kondisi yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang mengatasi dampak krisis tersebut. Contohnya, langkah-langkah bail-out besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara maju yang dibiayai melalui penjualan obligasi ke pasar yang sedang kesulitan likuiditas, telah meningkatkan biaya bunga obligasi negara-negara sedang berkembang pada saat mereka justru membutuhkan dana untuk membiayai defisit anggaran sebagai kebijakan yang counter-cyclical. Pada pertemuan itu dibicarakan pula kebutuhan terhadap perbaikan sistem keuangan internasional yang ada saat ini, mulai dari kebutuhan mendesak jangka pendek meningkatkan likuiditas kredit, meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia dan ADB dalam memberikan bantuan dengan persyaratan yang lebih ringan dan akses yang lebih mudah, sampai kepada masalah jangka menengah membentuk arsitektur keuangan yang baru (new world financial architecture). Indonesia sebagai satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G 20 juga mengingatkan negara-negara maju agar langkah-langkah yang diambil dalam menghadapi krisis keuangan ini tidak mengurangi komitmen terhadap pembangunan dan pencapaian MDGs di negara-negara sedang berkembang, menjaga ketersediaan energi dan pangan serta menghadapi dampak perubahan iklim. Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di Brazil itu juga akan membahas persiapan pertemuan tingkat kepala Pemerintahan G-20 di Washington DC pada tanggal 15 November 2008. Negara-negara G 20 mewakili 85% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan 2/3 populasi dunia.
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008