New York (ANTARA News) - Generasi X dulu hanya berdiri di pinggiran. Dengan kemenangan Barack Obama dalam pemilihan presiden, mereka kini menduduki Gedung Putih. Perubahan dari Baby Boomer ke Generasi X merupakan bagian perubahan seismik yang berlangsung di AS, ketika Obama bersiap menggantikan Presiden George W. Bush pada Januari mendatang, kata para pakar. Baby Boomer merupakan istilah yang dipergunakan untuk generasi yang lahir setelah Perang Dunia II. Sebaliknya, Generasi X digambarkan para pakar sebagai generasi yang terlahir dengan situasi yang tak menentu akibat krisis ekonomi berkepanjangan, kerusuhan dan konflik antaretnik, bencana alam, struktur dan peran wanita dalam keluarga yang telah berubah. Mereka juga generasi yang banyak menderita akibat banyaknya orang tua yang bercerai. Ironisnya, Generasi X, atau mereka yang lahir antara 1961 hingga 1981, telah lama diidentifikasi para sosiolog sebagai orang yang enggan terlibat, individualistis dan sinis. Namun "saat ini adalah masa kami. Sekarang ini muncul perasaan mendesak dan perlunya usaha serius untuk 'berdiri dan mengubah segala hal'", kata Jeff Gordineir, editor lepas majalah mode pria Details dan pengarang buku yang terbit baru-baru ini "X Saves the World". Menurut Gordinier, Obama tak hanya memenuhi syarat sebagai Generasi X dalam usia, gaya dan biografi, tetapi ia muncul ke tampuk kekuasaan berkat semangat kelompok demografis yang sama. Neil Howe, pengarang "Generations: the History of America Future", juga melihat Obama sebagai bagian Generasi X, tumbuh dan besar pada dekade 1960 dan 1970-an serta mengalami masa awal dari semua perubahan sosial besar dalam nilai-nilai keluarga dan tingkah laku. "Obama merupakan produk perkawinan eksperimental antar-ras : ayah bercerai, ia berkeliling dunia, mengalami masa kanak-kanak yang khaos dan kucar-kacir, yang menjadi ciri utama generasi X," tutur Howe kepada AFP. Dengan berkuasanya generasi X, gaya pemerintahan dapat berubah secara signifikan. Saat merayakan harlahnya yang ke-32 pada malam pemilihan Selasa, produser video New York, Aaron Freeman, meramalkan bahwa Obama "akan menjadi pemimpin yang memimpin seluruh rakyat Amerika ... ketimbang hanya menarik pada satu ideologi." Liberal namun agak puritan Misi Obama adalah mengakhiri segala sesuatu yang tak berfungsi dan buruk," katanya. "Anda akan menyaksikan gaya kepemimpinan yang jauh lebih pragmatis, kurang perduli kepada ideologi. Generasi X akan menuntut transparansi, menganalisa data sebelum memutuskan sesuatu," katanya. Obama sudah memberikan indikasi bersifat memilih dari berbagai sumber dan tanpa memandang arah ideologinya. Sebagai contoh, ia berbicara dengan lancar soal etika kerja kapitalis tradisional dan juga perlunya bantuan sosial negara yang lebih besar. Ia orang yang liberal dalam banyak isu sosial, namun ia seorang kepala keluarga yang kokoh yang belum lama ini mengecam mode di kalangan remaja dengan celana yang kependekan hingga pantat pemakai separuh nampak. Generasi X boleh jadi menguasai Gedung Putih, namun dengan berbagai ukuran lain mereka masih berada di pinggiran. Pada dasawarsa 1980-an, Baby Boomer jumlahnya sudah mencapai 10 persen di Senat AS dan 32 persen di DPR. Jumlah Generasi X di masing-masing lembaga kini baru mencapai lima dan 16 persen. Namun demikian, generasi mereka tak terelakkan lagi akan muncul ke atas, dengan beberapa walikota di Newark dan San Francisco dan seorang gubernur di Louisiana. "Rakyat sudah lelah dengan perdebatan ideologis," kata Gordinier. "Itu pertunjukan yang membosankan. Kami bosan dengan ideologi kanan dan kiri. Hal terbaik adalah mambangun jembatan antara orang-orang yang biasanya tak sepakat." (*)

Oleh
Copyright © ANTARA 2008