Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering.
Jakarta (ANTARA) - Hujan deras yang mengiringi malam pergantian tahun di kawasan Jabodetabek, tampaknya memberikan dampak signifikan bagi kota metropolitan. Banjir yang merupakan tamu langganan kota Jakarta, datang ketika masyarakat lengah menyambut keseruan tahun baru 2020.
Jakarta, Jawa Barat dan Banten sebagian besar terendam, antara lain karena beberapa tanggul penampung air tampaknya tidak mampu menahan debit air yang terus berdatangan.
Pemukiman warga menjadi sasaran amukan aliran deras luapan sungai yang menekan ke segala arah. Teror lain pun datang ketika banjir sudah memenuhi daerah di Jakarta. Ancaman tersebut nampaknya sudah menelan korban jiwa.
Aliran listrik yang terbuka, menjadi ancaman di dalam bencana air bah tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan merilis sebanyak sembilan warga meregang nyawa akibat tersengat aliran listrik bertegangan tinggi saat banjir.
Untuk menekan risiko bencana yang lebih besar, Perusahaan Listrik Negara (PLN) terpaksa memutus aliran listrik untuk daerah yang masih terendam air. PLN setidaknya telah melakukan pemadaman listrik di 724 wilayah Jakarta yang mengalami banjir, antara lain Karet, Pasar Baru Barat, Kedoya Utara, Tanjung Duren, Pancoran, Pejaten Timur, Jati Petamburan, Perum Billy Moon 3 pondok kelapa, Jl Kebon Jeruk Raya, Komplek Jati Bening, Jl Raya Daan Mogot Kalideres, Jl Swadarma Raya, Jl Pos Pengumben, Jl Sektor Ciledug, Jl Bangka Kemang, Duta Indah Square, Perum Taman Bougenville, Perum Taman Wiana Jatibening dan Perum Pinewood Wibawamukti.
Baca juga: PLN padamkan listrik sejumlah kawasan Jabodetabek terdampak banjir
Namun, sebagian besar wilayah tersebut mulai berangsur kembali normal. General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad mengatakan kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi ketidaktahuan masyarakat akan bahaya aliran listrik jika terkena aliran banjir.
Ia menjelaskan bagi wilayah masyarakat yang masih terendam air, maka aliran listrik masih belum bisa dipulihkan sediakala. "Satu gardu yang kami matikan, itu bisa memasok 2-3 kelurahan, sehingga jika ada satu komplek kelurahan yang sebagian lainnya masih terendam walau kelurahan satunya kering, tapi jika dalam satu rangkaian gardu, maka masih kami padamkan," kata Ikhsan.
Untuk bisa menyalakan kembali, PLN telah mengerahkan sekitar 3.200 personil untuk memeriksa gardu dan kondisi di lapangan. Apabila sudah sesuai standar keamanan, maka nantinya petugas lapangan PLN bersama perangkat desa setempat akan membuat berita acara penyalaan listrik kembali di wilayah masing-masing.
Berdasarkan laporan PLN per 3 Januari 2020, sebesar 84 persen kelistrikan yang terdampak banjir di tiga wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten, telah dipulihkan.
Dari total 6.338 gardu distribusi yang terdampak padam akibat banjir, sebanyak 5.344 sudah kembali normal.
"Hingga pagi ini pukul 09.00 WIB kondisi gardu distribusi yang sudah dinormalkan kembali sudah mencapai 84 persen," ujar Koordinator Inspektur Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Yunan Nasikhin.
Baca juga: 84 persen gardu listrik berangsur normal
Tim Inspektur Ketenagalistrikan Kementerian ESDM turun langsung ke lapangan melakukan inspeksi monitoring pemulihan kelistrikan di wilayah terdampak banjir di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, sejak Kamis (2/1) hingga hari ini, Jumat.
Yunan menyampaikan, tim Inspektur Ketenagalistrikan akan terus melakukan pengawasan keteknikan ketenagalistrikan agar keselamatan ketenagalistrikan dapat terwujud. Dengan pengawasan ini bersama pihak PLN, masyarakat pun semakin merasa aman dari resiko gangguan kelistrikan.
Dilaporkan tim inspektur ketenagalistrikan, untuk wilayah DKI Jakarta, 16 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) di bawah wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya terdampak banjir. Sebanyak 3.051 unit gardu distribusi terdampak/mengalami padam atau sengaja dipadamkan untuk keamanan warga dengan kondisi 2.530 unit telah dinormalkan (83 persen) dan 521 unit masih padam (17 persen).
Baca juga: Basuki jelaskan langkah pemerintah tangani banjir hulu ke hilir
Di Jawa Barat, 6 UP3 di bawah wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat terdampak banjir. Dari 2.689 unit gardu distribusi yang terdampak banjir, 2.334 unit dinormalkan (87 persen) dan 355 unit masih padam (13 persen).
Di Banten, 6 UP3 di bawah wilayah kerja PLN Distribusi Banten terdampak banjir. Dari 598 unit gardu distribusi yang terdampak banjir, 480 unit telah dinormalkan (80 persen) dan 118 unit masih padam (20 persen).
PLN juga dilaporkan menyiagakan 3.200 personil untuk pemulihan kelistrikan pascabanjir yang melanda Jabodetabek.
Baca juga: Panglima TNI-Kapolri tinjau Gardu Induk PLN Kembangan
Pencegahan
Pemerintah pun dalam berbagai kesempatan memberikan imbauan kepada masyarakat yang wilayahnya mulai tergenang air, untuk segera mematikan aliran listrik yang ada.
Di antara imbauan tersebut antara lain, pertama warga diimbau mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB) di rumah masing-masing.
Kemudian, mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak sesegera mungkin. Ketiga, naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman atau lebih tinggi dari jangkauan air.
Terakhir, apabila aliran listrik di sekitar rumah belum padam, segera hubungi Contact Center 123, aplikasi PLN Mobile atau Kantor PLN Terdekat meminta untuk dipadamkan.
Baca juga: Pilih bertahan atau mengungsi kala banjir datang
Warga juga diimbau untuk menghindari berteduh di tempat dekat instalasi listrik seperti tiang, gardu, panel PJU dan lainnya. Selalu upayakan gunakan sarung tangan karet bila memegang perlengkapan mengandung listrik ketika dalam keadaan basah.
Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering dan aman untuk menyalurkan energi listrik.
Baca juga: PLN Jatim kirim relawan bantu pemulihan listrik setelah banjir Jakarta
Baca juga: Ekonom: Konsep "greater Jakarta" perkuat koordinasi tangani banjir
Baca juga: Banjir dinilai berpotensi hambat kegiatan bisnis
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020