Jakarta (ANTARA News) - Personil grup band Naif, Mohammad Emil Hussein atau akrab disapa Emil, mengungkapkan maraknya lagu yang hanya diedarkan lewat Nada Sambung Pribadi (NSP) merupakan kemajuan teknologi yang positif, meski ia tak setuju bila lagu itu disebut sebagai karya seni.
"Lagu dalam NSP tidak bisa disebut seni, karena seni dalam lagu adalah apabila lagu itu bisa dinikmati dan dipalresiasi secara utuh dan tidak hanya sepenggal lagu dalam 30 detik," ujar Emi ditemui dalam dalam diskusi tentang musik oleh "Entry: Editorial Entry to Music Industry" di Jakarta, kemarin.
Menurut Emil, NSP yang hanya berdurasi 30-40 detik tidak dapat menjelaskan sebuah karya seni berupa keseluruhan lagu. Dalam NSP yang diperdengarkan hanya sebagian kecil dari sebuah karya seni yang utuh.
"Satu lagu dibuat dengan sebuah filosofi yang mendalam dan merangkum sebuah makna dalam satu album. Jadi kalau lagu mau dinilai dari NSP saja ya tidak bisa," kata pencabik bass di grup Naif ini.
Ia menambahkan dalam NSP, lagu yang diperdengarkan juga dengan kualitas yang pas-pasan, tidak sebaik bila lagu itu diputar lewat alat pemutar cakram (CD player).
"Lagu-lagu Naif juga banyak yang jadi RBT, itu bagus tapi itu kan industri ya, bukan seni. Kalau bicara seni ya belilah album lagunya sehingga bisa menikmati secara keseluruhan dan memahami pesan yang ingin disampaikan," demikian ujar pria kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1974 ini.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008