Surabaya (ANTARA News) - Jihad yang paling relevan saat ini dibutuhkan di Indonesia adalah jihad dengan harta benda, kata dosen Universitas Paramadina Jakarta, DR Abdul Moqsith Ghazali.Menurut dia, dalam kontek keindonesiaan dimana angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, maka berjihad dengan harta benda adalah lebih relevan."Salah satu makna jihad adalah memberikan kesejahteraan terhadap semua anggota masyarakat, baik muslim maupun non muslim. Yakni dengan cara memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan," katanya usai menghadiri seminar bertema "Jihad dan Kepahlawanan: Refleksi Resolusi Jihad dan Hari Pahlawan" di Surabaya, Minggu.Jihad dengan harta benda, kata Ghazali, seperti halnya jihad mememerangi busung lapar, kekurangan gizi, keterbelakangan, dan sebagainya. Selama ini, menurut Ghazali, banyak orang yang salah mendefinisikan arti jihad sebagai perang suci (holy war). Namun seiring dengan berjalanya waktu, terma jihad terus mengalami pemaknaan baru. Bahkan pada mulanya jihad tidak terkait dengan peperangan fisik (qital). Secara etimologis, jihad berasal dari kata "juhd" (kemampuan) dan "jahd" (letih). Ada yang berpendapat, "juhd" dan "jahd" bermakna tunggal, yaitu kemampuan. Untuk itu, kata dia, jihad lebih merupakan upaya untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah dengan sepenuh kemampuan. Pandangan tersebut benar jika memperhatikan ayat-ayat jihad dalam Al-Quran, bahwa wahyu yang memerintahkan umat Islam untuk berjihad sudah turun ketika Nabi Muhammad SAW di Mekah (Lihat Quran surat/Qs Al-Furqan: 52, Qs.Al-ASnkabut: 6 dan 69 dan QS.Luqman: 15). Karena Al-Quran turun di Mekkah, perintah berjihad tidak dijalankan dengan menghunus pedang, melainkan dengan hikmah (al-hikmah), nasehat yang baik (al-maw`izhah al-hasanah) dan dialog konstruktif (wa jadilhum billati hiya ahsan). Untuk itu, kurang tepat jika makna jihad direduksi sebagai perang suci karena jihad juga bermakna memberi bantuan harta terhadap orang yang membutuhkanya. Jihad model ini dibutuhkan untuk membantu orang-orang miskin dan lemah ekonomi, terutama pada saat ini. Sebab itu, bukan kebetulan jika jihad dengan harta selalu disebut Al-Quran lebih awal ketimbang jihad dan jiwa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008