Ternate (ANTARA News) - PT Bank BNI masih optimis penyaluran kredit 2009 masih akan tumbuh sekitar 20 persen dan akan difokuskan pada untuk penyaluran sektor infrastruktur di Indonesia Timur."Prioritas kami pada pembangunan infrasruktur Indonesia Timur karena potensi di daerah ini masih cukup besar," kata Direktur Bank BNI Achmad Baiquni, dalam Acara Rapat Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Indonesia Timur HIPMI di Ternate, Minggu.Dia juga menyebutkan bahwa secara luas wilayah Indonesia Timur seluas 65 persen dari total wilayah Indonesia, namun dari sisi penduduk hanya sebesar 15 persen dan nilai ekspor sebesar 26 persen dari total nasional. Melihat statistik ini, Baiquni mengatakan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa mendekati angka statistik tersebut dengan angka nasional. Baiquni juga mengungkapkan bahwa dari faktor sumber daya alam yang dimiliki juga cukup melimpah, namun belum didukung oleh faktor infrastruktur yang memandai, sehingga membuat enggan para investor untuk datang. Untuk meningkatkan BNI akan melakukan penambahan jaringan kantornya di Indonesia Timur ini, sehingga penyaluran kredit lebih bisa mencapai sasaran, katanya. Menanggapi komitmen Bank BNI terhadap fokus penyaluran kredit infrastruktur di Indonesia Timur ini, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), mengungkapkan bahwa anggotanya di wilayah saat ini memang mengalami keterbatasan dana untuk pembangunan infrastruktur. "Sebenarnya di sini banyak sumber daya yang mudah digarap, seperti sumber daya hutan dan tambang, tetapi penuh resiko, di sini anggota HIPMI umumnya bergerak di sektor perdagangan dan kontruksi, dan tergantung pada proyek-proyek pemerintah," kata Erwin. Dia menyebutkan bahwa para anggota HIPMI wilayah Indonesia Timur saat ini memiliki keterbatasan permodalan untuk pembangunan sektor infrastruktur tersebut. "Jadi disini yang mereka perlukan adalah kredit modal kerja untuk mempercepat proyek-proyeknya agar cepat sesuai dengan tepat waktu," kata Erwin. Dengan hal ini, lanjutnya, permodalan untuk percepatan proyek tersebut bisa digunakan para anggotanya untuk bisa mendapat perlakukan dari pemerintah tersebut kembali mendapatkan proyek yang besar di kemudian hari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008