Palangka Raya, (ANTARA News - Sebanyak 2.591 tenaga kerja telah dirumahkan oleh sejumlah perusahaan sebagai dampak krisis finansial global.
"Tenaga kerja yang dirumahkan itu berasal dari sektor industri perkayuan dan perkebunan. Namun sifatnya hanya libur sementara dan pada saatnya dipekerjakan kembali," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnakertrans Kalteng, Nurjanah, di Palangka Raya, Minggu.
Menurut Nurjanah, sebagian besar perusahaan itu merumahkan karyawannya karena operasional produksi dihentikan, sebagai dampak krisis finansial yang menyebabkan permintaan pasar dan pasokan bahan baku menurun tajam.
Perusahaan yang merumahkan karyawannya antara lain PT Bumi Asri Pasaman di Barito Selatan yang memproduksi karet olahan dan rotan. Perusahaan itu merumahkan 420 karyawan selama sepekan pada pertengahan Oktober lalu.
Selain itu, PT Antang Permai Plywood Industri merumahkan 641 karyawan secara bergiliran, dan PT Korindo juga merumahkan 1.500 karyawan bagian produksi selama lebih dari sepekan.
"Sedangkan sebanyak 30 tenaga kerja PT Sukses Karya Mandiri sempat diliburkan dan dialihkan ke PT Sampoerna setelah terjadi `join venture` dengan perusahaan perkebunan itu," tambah Nurjanah.
Kepala Disnakertrans Kalteng, Muhammad Hatta menambahkan, hingga saat ini pemerintah daerah belum menerima laporan resmi tentang terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan sebagai dampak krisis.
"Memang ada isu PHK massal di beberapa daerah, tapi kami tidak menerima laporan resminya. Laporan sementara hanya perumahan sejumlah karyawan, namun gajinya tetap dibayar," ungkapnya.
Hatta mengakui, sebagian besar perusahaan perkebunan, kehutanan, dan perkayuan, kini dalam posisi sulit operasional sebagai dampak krisis finansial global.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008