Berikut berita-berita humaniora kemarin yang masih menarik disimak:
Kisah di balik bencana banjir di Ciledug
Sejumlah pemuda kompleks Perumahan Wisma Tajur di Pondok Kacang, Ciledug, Kota Tangerang rela menyelam dan berenang untuk menolong warga permukiman yang sudah lansia agar dapat bertahan pada kondisi banjir.
Salah satu anak muda yang juga warga Wisma Tajur adalah Hendy Yudhistira. Dia rela melompat dari lantai dua rumahnya dan menerjunkan diri ke air banjir untuk mengambil tangga sebagai alat evakuasi saat air sudah mencapai 2,5 meter pada Rabu (1/1).
Cerita selengkapnya dapat dibaca di sini.
ANRI sedia layanan gratis restorasi arsip keluarga bagi korban banjir
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyediakan layanan gratis restorasi arsip keluarga yang rusak akibat banjir di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
"Kami mulai buka layanan ini sejak hari ini hingga tidak terbatas. Tidak dipungut biaya dalam upaya restorasi ini," kata Direktur Preservasi ANRI Dr Kandar MAP saat dihubungi lewat telepon dari Jakarta, Kamis.
Selengkapnya dapat dibaca di sini.
Derita korban banjir Jakarta dari belum makan hingga seragam hanyut
"Bu, kami belum makan. Bantu kami bu," kata seorang perempuan korban banjir Jakarta dengan rambut terikat itu menyeruak dari keramaian.
Perempuan bernama Lina (20), korban banjir Jakarta itu, mengaku sejak Kamis (2/1) pagi belum makan nasi. Ia hanya mengganjal perutnya dengan gorengan.
Cerita selengkapnya dapat dibaca di sini.
Empat penyebab cuaca ekstrem dan banjir awal tahun
Terdapat empat hal penyebab cuaca ekstrem dan banjir di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Jabodetabek.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menjelaskan empat penyebab itu di Jakarta, Kamis.
Selengkapnya dapat dibaca di sini.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020