Canberra, (ANTARA News) - Eksekusi terhadap tiga pelaku Bom Bali 2002 tidak menyelesaikan masalah dan tidak berprikemanusiaan bahkan justru memenuhi keinginan mereka untuk menjadi martir, kata seorang aktivis Nadhalatul Ulama (NU)."Saya dari dulu tidak setuju eksekusi Amrozi cs karena hukuman tersebut hanya memenuhi keinginan mereka untuk menjadi martir. Citra martir itu pun kini sudah terjawab di masyarakat seperti adanya orang yang menjual baju kaos bergambar Amrozi," kata Ketua PCI NU Australia-Selandia Baru, H.S.Eko Zuhri Ernada.Kepada ANTARA di Canberra, Minggu, saat menanggapi eksekusi ketiga pelaku serangan yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 orang turis Australia itu, Eko mengatakan, hukuman mati tidak menyelesaikan masalah di tengah kesimpang-siuran opini di masyarakat Indonesia terkait dengan kasus mereka."Yang dilakukan Amrozi dkk di Bali enam tahun lalu tetap salah karena Indonesia bukanlah lokasi perang melainkan tempat damai sehingga membunuh warga sipil yang tidak bersalah tidak dapat dibenarkan," kata kandidat doktor Universitas Nasional Australia (ANU) ini.Di lain pihak, eksekusi tersebut melegakan sebagian publik Australia. Kelegaan itu tercermin dari komentar sebagian keluarga korban kepada sejumlah media Australia, Minggu pagi.Maria Kotronakis, warga Sydney yang kehilangan dua saudara perempuannya dalam insiden itu, seperti dikutip "The Herald Sun" mengatakan, pihak keluarganya sangat senang karena keadilan yang mereka tunggu-tunggu sejak lama akhirnya datang."Akhirnya momen itu datang juga. Kami sangat gembira. (Momen kematian Amrozi cs-red.) itu sesuatu yang setiap hari kami harapkan," katanya.Tidak semua percayaTidak semua keluarga korban Bom Bali 12 Oktober 2002 di Australia langsung memercayai berita di seputar eksekusi Amrozi cs. David "Spike" Stewart yang kehilangan putranya, Anthony, mengatakan ia ingin memastikan berita kematian Amrozi dkk supaya tidak sekadar rumor.Hal yang sama juga disampaikan Leanne Woodgate, warga Melbourne yang menderita luka bakar bersama kakaknya di Paddy`s Bar akibat serangan Amrozi cs enam tahun lalu itu.Seperti dikutip Suratkabar "The Age", Woodgate mengatakan, ia baru percaya kalau eksekusi itu sudah benar-benar terjadi karena aksi mereka telah menghancurkan hidupnya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008