Lamongan, (ANTARA News) - Begitu mendengar pelaksanaan eksekusi terhadap tiga terpidana mati bom Bali I, Amrozi dan kawan-kawan, sebagian tetangga Amrozi di desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu dinihari berdatangan ke rumah Ny.Tariyem, ibu Amrozi dan Ali Ghufron, untuk memberikan ucapan duka cita. Jumlah pelayat makin bertambah setelah warga usai melakukan salat subuh. Hingga pukul 07.45 WIB tidak kurang dari 150 orang berada di sekitar rumah Ny.Tariyem yang tidak terlalu luas, sehingga para tamu mencari posisi sendiri-sendiri di sebelah kanan dan kiri rumah Ny.Tariyem. Pemantauan ANTARA, warga yang datang berduyun-duyun ke rumah duka itu tidak saja berasal dari desa setempat, tapi juga desa-desa lain di sekitar desa Tenggulun. Bahkan tidak sedikit yang datang dari Surabaya dan Tuban. Memasuki perempatan desa menuju rumah Ny.Tariyem, para pengunjung disambut spanduk raksasa bertuliskan "Selamat datang para Syuhada, Insya Allah". Mereka juga disuguhi pemandangan lalu-lalangnya mobil gegana Polri dan mobil patroli Dalmas Polri yang senantiasa mengelilingi desa. Kakak kandung Amrozi, M.Chozin, mengharapkan kepada petugas untuk tidak mempersulit para pelayat yang ingin mendekat ke rumah duka. "Mereka datang dengan niat baik yaitu mendoakan jenazah, karena itu kami mohon kepada petugas keamanan untuk memberikan kemudahan," katanya. Dari tiga akses jalan menuju rumah Ny.Tariyem, hanya satu jalan yang dibuka yakni dari arah utara, sedangkan akses dari arah barat dan timur ditutup. Kendati para pelayat telah berdatangan dan jumlahnya terus bertambah, namun jenazah Amrozi dan adiknya, Ali Ghufron alias Muklas, belum tiba dari tempat eksekusi di Cilacap, Jawa Tengah. Beredar kabar bahwa cuaca buruk di sekitar Cilacap mengakibatkan tertundanya evakuasi jenazah dengan pesawat helikopter. Sementara itu di kecamatan Solokuro telah disiapkan tiga lokasi pendaratan heli yaitu di desa Bulubangsri sekitar tiga kilometer dari rumah duka, maupun di desa Tebluru dan Payaman yang berjarak sekitar satu kilometer menuju rumah Ny.Tariyem. Namun persiapan lebih difokuskan di desa Tebluru, karena paling mudah jangkauannya. Tidak seorang pun yang berhasil mewawancarai keluarga Amrozi maupun Muklas pasca-eksekusi, karena para kerabat yang berkumpul di rumah Ny.Tariyem dijaga ketat oleh para santri Ponpes Al Islam. Menurut kakak Amrozi, M.Chozin, begitu tiba di rumah duka, jenazah akan disemayamkan di masjid Baitul Muttaqin yang selama ini dikelola keluarga Amrozi, sekaligus untuk disalati, sebelum dimakamkan di desa Tenggulun.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008