Jakarta (ANTARA) - Warga di Kelurahan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang terkena dampak banjir membutuhkan bantuan selimut dan pakaian karena perlengkapan sandang di rumah mereka terendam banjir.
"Kita harapannya dapat bantuan selimut dan pakaian juga. Kalau yang punya anak-anak juga butuh pampers," kata Dewi, salah satu warga di tempat pengungsian di Masjid Al-Falah, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis.
Hujan deras yang melanda hampir seluruh daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya menyebabkan banjir di banyak tempat. Salah satunya di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Banjir di daerah tersebut, menurut Samsudin, pengungsi lainnya, merendam beberapa daerah di Bendungan Hilir yang berdekatan dengan Kali Krukut hingga setinggi sekitar 150 sentimeter.
Saat ini, beberapa tempat yang sebelumnya terendam banjir sudah mulai surut dan sebagian pengungsi di Masjid Al-Falah sudah kembali ke rumah untuk membersihkan rumah masing-masing.
Namun, sebagian warga lain yang terdampak banjir masih memilih menetap di tempat pengungsian karena khawatir ada banjir susulan.
Baca juga: Masih ada korban banjir yang bertahan di lantai dua rumah
Baca juga: Polda Metro Jaya serahkan bantuan bagi pengungsi Bendungan Hilir
Baca juga: Ratusan rumah mewah di perumahan Green Garden terendam banjir
Karena itu, para pengungsi dan warga terdampak lain yang sudah kembali ke rumah tetap membutuhkan bantuan seperti selimut, pakaian, pampers, peralatan pembersih dan obat-obatan.
"Kita kan belum tahu nanti banjir lagi atau enggak. Kalau kemarin memang kondisinya baju terendam karena banjir cepat masuk," kata Yeni.
"Jadi lemari-lemari langsung terendam banjir. Jadi yang dibutuhkan seperti selimut, pakaian, pampers, obat-obatan," kata warga lain yang masih memilih menetap di tempat pengungsian itu.
Polda Metro Jaya menyerahkan bantuan makanan dan air minum kepada ratusan warga yang terkena dampak banjir di tempat pengungsian.
Bantuan makanan yang diberikan kepada warga berupa biskuit, mi instan, wafer, bubur instan dan makanan ringan lainnya.
Pewarta: Katriana
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020