Bandung (ANTARA) - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang diusung sebagai Calon Presiden oleh Partai Bintang Reformasi (PBR), Rizal Ramli, menyebut kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium sebesar Rp500 sebagai kebijakan "ecek-ecek." Saat silaturahmi dengan kader PBR di Bandung, Sabtu, Rizal mengatakan pemerintah seharusnya menurunkan harga sampai Rp1000. "Itu minimal dan sangat bisa menurunkan hingga Rp1000 lebih, karena harga minyak dunia sudah turun.""Masyarakat tidak dapat dibodohi karena sudah sangat jelas harga minyak turun, jadi seharusnya dapat mengupayakan lebih besar penurunannya," sambungnya. Ia menuturkan, pemerintah demikian lancar tanpa hambatan ketika mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM, tapi giliran harga hendak diturunkan seolah banyak pertimbangan. "Kalau mau menaikkan harga kalkulatornya lancar, tapi saat menurunkan batre kalkulatornya jadi lemah," ujarnya. Rizal juga mengatakan sebenarnya prioritas penurunan harus dilakukan untuk harga solar dan minyak tanah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat pada umumnya. "Gas pun harus diturunkan berbarengan dengan solar dan minyak tanah, ini adalah kebijakan untuk kepentingan masyarakat bukannya tidak mempermasalahkan kelebihan pemerintah membayar Rp7,4 triliun ke Pertamina," katanya.Rizal yang diusung jadi capres 2009 dari PBR dan Partai Pengusaha dan Pekerja tersebut menegaskan, perubahan perekonomian di Indonesia akan berubah menuju lebih baik jika memiliki pemimpin yang baru. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008