Jabaliya, Jalur Gaza, (ANTARA News) - Kelompok Hamas pada hari Jumat mengancam akan memboikot perundingan rekonsiliasi Palestina pekan depan, dengan menuduh Presiden Mahmud Abbas menangkapi ratusan anggota kelompok garis keras itu. "Kami tidak akan datang ke dialog Palestina selama pembunuhan terhadap orang-orang Hamas terus dilakukan di Tepi Barat," kata anggota parlemen Hamas Mushar al Masri kepada massa di kota Jabaliya, Jalur Gaza bagian utara. Ia menyatakan, Hamas akan memutuskan dalam beberapa jam mendatang apakah akan ambil bagian dalam perundingan yang dijadwalkan berlangsung di Kairo pada Senin. Ia menuduh pemerintah Abbas, yang juga pemimpin gerakan Fatah saingan Hamas, menangkapi ratusan orang Hamas di Tepi Barat untuk memuaskan Israel dan AS. "Jika anda tetap dengan ketidakadilan dan penindasan anda, Hamas dan rakyat Tepi Barat akan menginjak-injak anda," teriak Masri dalam pernyataan yang ditujukan pada Abbas. Kedua kelompok pejuang Palestina itu berselisih sengit sejak Hamas menguasai Jalur Gaza. Wakil-wakil dari semua kelompok politik utama Palestina diundang ke Kairo untuk membahas rencana rekonsiliasi itu, yang telah disambut baik oleh Fatah dan 11 kelompok lain. Hamas mengungkapkan keberatan atas rencana untuk menetapkan pembentukan pemerintah sementara independen guna merintis jalan bagi pemilihan umum baru Palestina. Menurut Hamas, Abbas akan mendapat perpanjangan otomatis atas masa jabatannya. Hamas telah menuntut Abbas mengakhiri kekuasaannya pada Januari. "Tanggal 9 Januari satu menit setelah tengah malam, rakyat Palestina tidak lagi memiliki seorang presiden yang bernama Mahmud Abbas," kata Masri. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun lalu setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari. Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008