New York, (ANTARA News) - Pada saat misi perdamaian PBB dituduh gagal memenuhi tugasnya di Republik Demokratik Kongo, ketua sidang majelis umum PBB, Jumat, mengatakan bahwa konflik telah mencapai skala kebrutalan yang paling terbesar terhadap wanita dan anak-anak perempuan."Hal ini menjadikan mandat MONUC menjadi mustahil untuk dipenuhi," kata Miguel d'Escoto, presiden sidang 192 negara itu, merujuk pada misi di Kongo yang dikenal sebagai MONUC Misi itu terdiri dari 17 ribu prajurit militer atau satu orang penjaga perdamaian untuk setiap 10 ribu warga Kongo."Sebagaimana yang saya katakan, operasi perdamaian kami di Kongo berada dalam kondisi krisis," katanya."Contoh nyata ini mengingatkan kita bahwa selain niat baik kami, kenyataan yang buruk mengenai konflik di berbagai negara menyulitkan kemampuan misi perdamaian untuk memenuhi mandatnya," kata Miguel d'Escoto dalam pidatonya di sidang ulang tahun ke-60 operasi penjaga perdamaian PBB.Saat ini ada sekitar 20 operasi misi perdamaian PBB di seluruh dunia dan paling tidak ada 110.000 personil yang dikirimkan oleh para anggota PBB.Miguel d'Escoto mengatakan bahwa dana tahunan misi perdamaian sekitar 5,6 miliar dolar AS atau sekitar 0,5 persen dari pengeluaran militer global."Ketidaksesuaian ini menjadi perhatian utama kami," katanya.Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menghadiri sebuah pertemuan puncak pemimpin Uni Afrika di Nairobi, Jumat.Presiden Kongo Laurent menggunakan kesempatan itu untuk membahas kegagalan MONUC untuk melindungi warga sipil dari bentrokan di bagian timur negeri itu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008