Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Departemen Luar Negeri akan menyelenggarakan lokakarya mengenai "The Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT): Towards Indonesia's Ratification" di Jakarta, 10 November 2008. Menurut keterangan resmi dari Deplu di Jakarta, Jumat, lokakarya yang didukung oleh Australian Safeguards and Non Proliferation (ASNO) Department of Foreign Affairs and Trade dan Sekretaris Teknis Preparatory Commission Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (ST PrepCom CTBTO) itu akan dihadiri oleh Sekretaris Eksekutif CTBTO, Tibor Toth, para pemangku kepentingan yang berasal dari lembaga pemerintah terkait, kalangan akademisi, jurnalis, pakar serta anggota parlemen. Lokakarya itu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan perhatian para pemangku kepentingan di Indonesia terhadap peran CTBT serta sebagai pertimbangan untuk mendorong proses ratifikasi Indonesia kepada CTBT. Lokakarya itu juga berfungsi sebagai forum untuk bertukar pikiran di antara para pemangku kepentingan mengenai perspektif politis CTBT, keuntungan teknis dan ilmiah CTBT dan juga forum berbagi pengalaman dengan negara yang telah meratifikasi dan negara sedang dalam tahap menyelesaikan proses ratifikasi CTBT. CTBT disahkan oleh Sidang Majelis UMUM PBB, yang dibuka untuk penandatangan pada 24 September 1996. Sejak saat itu, CTBT telah mendapatkan dukungan yang luas, hingga September 2008, Traktat itu telah ditandatangani oleh 179 negara dan diratifikasi oleh 144 negara. Dukungan Indonesia terhadap CTBT telah sejak awal dan merupakan negara yang pertama kali menandatangani Traktat ini. Masyarakat internasional memandang CTBT sebagai pijakan bagi rejim internasional untuk pencegahan penyebaran senjata nuklir dan dasar utama untuk melakukan perlucutan senjata nuklir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008