Lebak (ANTARA) - Kepolisian Resort Lebak mencatat sekitar 2000 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang di sejumlah lokasi di Kabupaten Lebak.

"Kurang lebih total sementara, hampir dua ribu KK yang ditampung di balai desa dan lapangan futsal. Kami sudah mempersiapkan logistik di setiap titik bencana, bekerjasama dengan kepala desa," kata Kapolres Lebak AKBP Andre Firman, di Mapolsek Cipanas, Kabupaten Lebak, yang juga dihadiri Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi Priadinata, Kamis.

Baca juga: Bupati Lebak: Utamakan penyelamatan warga

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Edy Sumardi mengatakan, di hari kedua pascabencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, telah berdampak terhadap rusaknya beberapa fasilitas umum, rumah warga, sekolah, jembatan, mushola dan ribuan hewan ternak lainnya.

Edy Sumardi mengatakan, hingga hari ke dua pascabanjir, Polda Banten terus mengerahkan pasukan untuk membantu warga korban banjir bandang di Lebak.

Menurtnya, berdasarkan Data Sementara dari Satgas Bencana Kabupaten Lebak, setidaknya diperkirakan ada dua ribu Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak. Saat ini warga mengungsi di beberapa lokasi yang di sediakan oleh aparat pemerintah, seperti lapangan futsal dan balai desa.

Baca juga: Pemkot Tangerang buat kisdam hingga optimalkan pompa atasi banjir

Pihak kepolisian bersama Basarnas, BPBD, TNI dan pemerintah daerah juga telah mendirikan beberapa dapur umum di lokasi bencana untuk melayani warga di pengungsian.

Kabid Humas Polda Banten, menyatakan bahwa lokasi bencana terparah berada di Kecamatan Lebak Gedong, lantaran sumber banjir bah berada di perkampungan yang masuk ke dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kecamatan Lebak Gedong.

Berdasarkan data rekapitulasi sementara Kamis (2/1) pagi ini, kata Edy, beberapa kerusakan akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Lebak, di antaranya rumah yang hanyut 80 unit, rumah rusak berat 604, rumah rusak ringan 1.431, jembatan rusak 18 unit, mushola 15 unit, hewan ternak yang hilang, 3.841 ekor, mobil yang rusak 8 unit, sepeda motor yang rusak 55 unit, serta masih dinyatakan hilang sebanyak 8 orang warga, terdiri dari 2 orang hanyut terbawa arus, dan 6 orang diduga tertimbun tanah longsor, namun polisi, TNI, Basarnas dibantu warga masih terus mencarinya.

"Tadi malam hingga pukul 02.00 dini hari, saya bersama Kapolres Lebak meninjau jalan yang longsor dan sedang diperbaiki oleh dinas PUPR Provinsi Banten, hal ini untuk memudahkan akses distribusi logistik dan mobilisasi kendaraan kesehatan di pengungsian. Kami juga meninjau beberapa lokasi pengungsian warga, tim kesehatan dari Puskesmas dan Biddokkes Polda Banten juga sudah turun langsung tangani warga di pengungsian. Alhamdulillah perbaikan akses jalan penghubung sudah mencapai 75 persen, hasil komunikasi kami dengan penanggung jawab perbaikan jalan dinas PUPR Provinsi Banten," kata Edy.

Baca juga: PDIB harapkan penanganan terbaik bagi para korban banjir Jabodetabek

Terkait korban hilang, menurut Kapolres Lebak AKBP Andre Firman, pihaknya mendapatkan informasi dari warga dan perangkat desa mengenai delapan warga yang hilang, baik yang di duga hanyut hingga terkubur material longsoran.

Pihak kepolisian dari Polres Lebak masih mendalami informasi warga tersebut, sambil melakukan upaya pencarian korban di bantu oleh tim Polda Banten.

"Untuk orang hilang, ada dua orang diperkirakan hanyut, kemudian ada enam orang diperkirakan tertimbun tanah. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan perangkat desa, masih kita dalami," kata Andre Firman..

Baca juga: Dompet Dhuafa buka dapur keliling bantu korban banjir
Baca juga: Presiden Jokowi: Persoalan banjir harus diselesaikan bersama

Pewarta: Mulyana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020